Oleh: Endang Mujiati
Belajar
dari kasus yang terjadi ketika pendampingan pada seorang guru bahasa Inggris.
Guru termasuk inovatif dalam pembelajaran. Pembelajaran dilakukan dengan
menggunakan lagu-lagu bahasa Inggris. Siswa aktif belajar dalam kelompok
masing-masing. Setelah pembelajaran, dilakukan refleksi. Ketika refleksi, guru
menyampaikan kegalauannya, karena ingin memunculkan kegiatan numerasi dalam
pembelajaran bahasa Inggris, namun kesulitan. Peran pengawas hadir dengan
pendekatan coaching untuk membantu menemukan solusi bagi guru.
Coaching
yang dilakukan pengawas setidaknya mengikuti empat dimensi utama menurut Cox,
et al. dalam bukunya edisi ketiga, meliputi It – I – We – Its .
Pertama, dimulai dari sudut pandang “It”, pendampingan berdasar data
yang dapat diamati yaitu guru mengalami kesulitan memunculkan numerasi dalam
pembelajaran bahasa Inggris.
Kedua, “I”
yaitu pendamping menggali masukan-masukan dari guru yang bersangkutan. Guru
digiring untuk menemukan ide. Guru dapat ide bahwa pembelajaran siswa diperluas
dengan memilih lagu yang termasuk dalam peringkat 10 Top Hits tahun 2023
(bisa juga diarahkan 20 Top Hits). Selanjutnya siswa diajak
menyelesaikan masalah apakah ada Tops Hits tahun 2023 juga meduduki Top
Hits di tahun 2022.
Ketiga, “We”
pendampingan dilakukan secara nyaman, menggunakan teori andragogi dengan posisi
setara antara pendamping dan guru. Hal ini dilakukan agar guru tidak takut
untuk memunculkan ide atau gagasan sebanyak mungkin yang ada dalam pikirnnya
secara bebas. Pendamping mengarahkan untuk memilih dan mengambil ide yang dapat
diterapkan secara logis dan inovatif. Harapannya guru merasa senang ada teman
diskusi menuju perbaikan pembelajaran berikutnya.
Keempat, “Its” pendamping menuntun pemikiran guru mengambil kesimpulan ide terbaik apa saja yang harus dipilih. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi bila ide itu diterapkan. Kendala apa yang muncul dan solusi untuk mengatasinya sudah harus ditemukan. Akhirnya guru menyadari bahwa pembalajaran bahasa Inggris yang dilakukan dapat diiringi dengan mengembangkan numerasi pada siswa. Pembelajaran dilakukan secara berkelompok beranggota empat siswa. Setiap kelompok membuat daftar 10 atau 20 Top Hits lagu internasional tahun 2022 dan 2023, bisa dalam bentuk tabel. Setiap anggota kelompok memilih satu lagu yang termasuk dalam Top Hits 2023 atau 2022.
Setiap anggota kelompok berusaha mendengarkan satu lagu yang dipilih sambil
menirukan ucapan sesuai lagu yang didengar. Pembelajaran dilanjutkan saling
koreksi ucapan lagu secara berpasangan atau berempat dalam kelompok
masing-masing. Pembelajaran klasikal dengan memberi kesempatan kelompok memilih
satu lagu yang mewakili untuk dinyanyikan di depan kelas. Presentasi di depan
kelas dapat berbagi tugas. Seorang siswa menyanyikan lagu dan tiga anggota
kelompok lainnya presentasi dalam bahasa Inggris. Kegiatan pembelajaran
diakhiri dengan siswa mengumpulkan rangkumman notulen presentasi dalam bahasa
Inggris.
Pendamping
menyarankan guru untuk meninjau ulang perencanaan pembelajaran yang sudah
disiapkan dalam satu semester. Distribusi alokasi waktu juga harus disesuaikan
dengan kompetensi yang akan didapat siswa. Guru harus memastikan bahwa
perbaikan pembelajaran yang akan dilakukan memerlukan berapa kali pertemuan dan
sudah sesuai dengan kompetensi yang dicapai dalam satu semester.
Refleksi dengan
pendekatan coaching yang dilakukan, dapat membantu guru menemukan solusi
permasalahan yang dihadapi yaitu memunculkan numerasi dalam pembelajaran bahasa
Inggris. Pelaksanaan pembelajaran tidak harus kaku di dalam kelas. Bila di
sekolah ada tempat semacam taman dapat dimanfaatkan, ketika kelompok presentasi
klasikal. Pembelajaran dapat berlangsung secara rileks, siswa senang menikmasi
pembalajaran dan guru dapat memfasilitasi pembelajaran dengan baik. Semoga inovasi
pembalajaran yang dilakukan dapat lebih baik dan lebih bermakna untuk
mengantarkan siswa kompeten hidup di jamannya, serta menjadi amal jariyah guru
dari kesuksesan muridnya.