Bagaimana kondisi anda di usia 50 tahun?
Apa yang terjadi pada anda saat usia 50 tahun? Adakah hal baru yang anda
rasakan? Apakah umur 50 tahun berpengaruh pada anda secara moral? Ataukah usia
itu tidak berpengaruh apa-apa pada anda? Apakah anda memiliki kepekaan pada hal
tertentu?
Ketika usia saya menduduki posisi 50
tahun, ada kesadaran dihati bahwa usia itu merupakan usia dekat dengan
kematian. Rekan saya bernama Muhammad Fajar yang merupakan pengawas dari
Sumenep mengatakan bahwa usia itu adalah usia
kritis.
Kesadaran akan kematian akan datang dan sudah dekat saat diusia 50 tahun terjadi pada saya. Lalu apa yang akan kuperbuat menghadapi ketentuan Allah ini? Kembali kilas balik, saat penciptaan pertama saya. Ketika datang pertama kali di bumi Allah ini, saya lahir telanjang bulat. Adakah dari anda yang lahir sudah berbaju? Tidak ada satupun manusia yang diciptakan oleh Allah didunia ini sudah berbaju, semuanya telanjang bulat.
Para nabi dan Rosul lahir dari rahim Ibunya telanjang bulat, Thomas
Alfa Edison penemu bola lampu listrik yang menerangi seluruh dunia, lahir
telanjang. Graham Bell penemu telpon, pembuat aplikasi face book Mark Zuckerberg, pembuat aplikasi tik tok Zhang Yiming,
pembuat aplikasi youtube Chad
Hurley bahkan presiden Amerika Joe Biden pun lahir telanjang.
Lahir tanpa pakaian atau dengan kata lain
tidak memiliki apa-apa ketika kita semua diciptakan Allah. Bukan sekadar tidak memiliki apapun pada
harta benda tapi otak kita pun masih kosong tanpa memiliki satu pengetahuan
pun. Hati kita pun tidak ada apa-apanya, kosong. Semuanya serba zero. Bagaimana saya mati kelak? Pikiran
itu selalu berlalu lalang dibenak saya setiap hari. Tak kunjung menemukan
jawabannya.
Berhari-hari, berminggu-minggu, bahkan
berbulan-bulan akhirnya menemukan jawaban. Jawaban yang melewat banyak proses,
baik lewat hati, pikiran juga renungan sehingga saya bertekat untuk kembali
kepada Allah dengan kondisi nol .
Keadaan nol seperti semula diciptakanNya. Saya harus mengosongkan memori otak
menjadi nol, mengosongkan apa-apa yang
sudah tersimpan dihati. Masih ada lagi pertanyaan yang dilontarkan pada diri
sendiri, lantas bagaimana caranya menjadikan nol lagi seperti semula?
Tiga tahun kemudian, ketika umur 53 tahun,
pada tahun 2017 yaitu 15 januari bertempat di gedung LPMP ada kegiatan
peluncuran buku oleh Media Guru dan penulisnya ada 5 perempuan. Pemandu acara
adalah Eko Prasetyo mantan wartawan Jawa Pos. Paling menarik di sesi penutupan.
Bapak Eko Prasetyo mengumumkan resolusi :
“Siapa diantara para peserta yang sanggup
menulis buku tahun ini? Silahkan tanda tangan di benner kosong didepan ini”
Secara spontanitas saya berlari kedepan dengan gembira dan membubuhkan tanda tangan saya dibenner besar yang telah disiapkan oleh panitia peluncuran buku yang saya ikuti saat itu. Peristiwa itu sekaligus menjadi teknik untuk kembali pada Allah menjadi nol seperti penciptaanNya diawal yaitu dengan cara menuliskannya. Ditulis apa saja yang tersimpan di otak dan dihati saya.
Sejak kesepakatan saya
pada diri sendiri 15 Januari 2017, saya menulis setiap hari. Apabila ada jam
kosong saya selalu menulis, sejak hari itu laptop jadi teman saya. Asyiknya
menulis setiap hari tanpa melihat berita grup, namun ketika 17 Maret 2017 saat tulisan
saya hampir selesai ternyata saya dikejutkan berita bahwa panitia sudah
menerima 100 judul naskah sehingga kesempatan ditutup. Saya tidak berkecil
hati, saya selesaikan tulisan saya karena motivasi kembali ke nol kepda Allah.
Melalui tulisan saya bertekad mengosongkan
hati dan pikiran sehingga terbitlah buku pertama saya pada bulan April 2017 Haha No Owari Ai Dashi yang
artinya kasih sayang Ibu yang tidak pernah berhenti, merupakan novelet.
Jika penulis pemula, memulai menulis
artikel, buku-buku antologi bersama. Saya justru memulai menulis secara solo,
makhlumlah target atau tujuan saya beda. Motivasi kematian yang begitu kuat,
membuat saya terus menulis karena tidak mau kehilangan waktu sedikitpun
sehingga 2 bulan kemudian buku solo terbit lagi Juni 2017 yang berjudul Kamus Gemar Membaca.
Tidak hanya menulis, tapi juga terus
belajar meningkatkan kompetensi menulis sehingga menulis bukan sekadar
mengosongkan memori tapi memberi manfaat bagi sesama atau masyarakat luas.
Mencoba menulis memakai mulut dan berkolaborasi dengan Ikatan Guru Indonesia
(IGI), sehingga melakukan kegiatan pemecahan
Rekor Muri , Guru Menulis Dengan Metode Menemubaling yang bertempat di
Gedung A Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI pada 7 Januari 2018.
Menulis setiap hari, akhirnya menjadi
kebiasaan sehingga pada 10 Januari 2018 berhasil berkarya lagi dengan judul Jurus Epic Hobby Membaca. Dua bulan
kemudian terbit lagi novel biografi Mencuri
Start pada 5 Maret 2018, Mengelola Masalah terbit lagi pada 21 Juni 2018.
Dua novel biografi ini juga ditulis solo.
Sembari menulis, mencoba melakukan riset
pada bangunan-bangunan Belanda yang masih berdiri megah di Sidoarjo yang saya
tulis dan ikut serta dalam lomba perpustakaan daerah Sidoarjo dengan judul Bank Van Leening di Sidoarjo, essay ini
mendapat juara Harapan II pada 5 Juni 2018. Kepala sekolah SMP Negeri 6 Sidoarjo memberi penghargaan dan apresiasinya dalam
bentuk sertifikat pada 2 Juli 2018.
Menulis bukanlah kegiatan kecil. Menulis
adalah kegiatan yang besar bahkan menjadi kegiatan luar biasa . Writing
is the great activity, anda bisa membuktikan ini. Menulis bukanlah
kegiatan main-main. Siapa yang mau menulis pasti menimbulkan prestasi, siapa
yang menulis akan terangkat derajatnya. Telah jadi sumpah Allah pada
Qur’anNya di Surat Al-Qolam, ayat 1 :
نۤۚ وَالْقَلَمِ وَمَا يَسْطُرُوْنَۙ
Demi pena dan apa yang dituliskannya!
Bila anda sekarang memulai menulis, telah lama menulis atau sekarang sudah berani
menyatakan saya penulis, jangan kuatir prestasi akan menjemput anda. Janji dan
sumpah Allah tidak pernah meleset. Saya yakin anda sudah merasakan akibat
positif dari sumpah Allah di kitabnya. Itulah yang memotivasi untuk terus
menulis selain kematian. Tanggal 1 Sepetember 2018 terbit lagi buku solo saya
dengan judul Sehari Bersamamu dan Laki-Laki Simpanan.
Dampak positif akan selalu mengikuti
semua kegiatan menulis, pada 24 September 2018 ke Jakarta untuk hadir di Taman
Mini Indonesia Indah(TMII) sebagai
peserta Pemecahan Rekor Muri , Gerakan
1000 Guru ASEAN Menulis Puisi. Pada tahun 2018, saya dapat 2 kali Rekor
Muri yaitu bulan Januari Rekor Muri, Guru
Menulis Dengan Metode Menemu Baling. Tidak
sampai disitu saja, 1 bulan kemudian, yaitu 11 November 2018 di Ultah PGRI KE
73 mendapat juara 1 pada festival
guru Menulis , kategori Cerpen Remaja tingkat Kabupaten
(Sidoarjo)
Kawan-kawan penulis, jangan ragu
mengambil penulis jadi profesi. Tidak dapat dipungkiri bahawa menulis adalah
langkah mempercepat prestasi. Berdasar pengalaman saya, dalam tempo kurang dari
2 tahun ( 2017-2018) telah menelurkan 7
buku solo, 2 kali Rekor Muri, juara Harapan II Penulisan Lokal Konten, juara 1
Cerpen Remaja.
Tahun 2019, terpilih menjadi peserta workshop penulisan Nasional tingkat
kementerian, yaitu Kemenparekraf mengadakan WWA, Workshop Writerpreneur
Accelerate pada bulan Maret selama 4 hari di hotel Grand Dafam dan
harus menghasilkan buku, terbitlah novel Menuju
Kembali bulan Juni 2019. Novel Menuju Kembali telah dipamerkan dengan
gagahnya di Indonesia International Book Fair 4 – 8 Sepetember 2019 di
Jakarta Convention Center. Tidak sekadar pamer tapi kami melakukan talk show memperkenalkan novel Menuju
Kembali kepada masyarakat luas.
Pada tahun yang sama harus berada 4 hari di
Jakarta, dimana pada tanggal 19 Sepetember bertemu penulis seluruh Indonesia di
Perpustakaan Nasional lantai 4. Pada tanggal 20 September 2019 di hotel Sultan untuk
presentasi seleksi film Viu Pitching Forum melalui Akatara Indonesia. Selanjutnya pada
hari Minggu, tanggal 22 September 2019 kami harus kembali ke Perpustakaan
Nasional untuk peluncuran novel Menuju
Kembali secara nasional . Ternyata atas karunia Allah, kami mengenalkan
novel kami pada masyarakat luas.
Selain itu, kepala sekolah memberi
peluang di tahun 2019 . Saat itu usia saya sudah 55 tahun sehingga saya
mengusulkan agar guru lain yang mengambil kesempatan itu karena usia saya yang
ambang batas. Kepala sekolah masih tetap meminta saya, karena adanya tulisan
solo 7 judul, beberapa artikel ilmiah ,
PTk-PTK, Best practice, dll hingga
membawa ke sesi finalis dan 5 besar guru prestasi.
Tidak ada motivasi paling kuat kecuali
kematian. Tidak ada kepastian yang paling akurat kecuali kematian. Ternyata
motivasi yang terkat ini membawa terus
melaju ke Bandung, satu-satunya naskah yang terpilih dari Jawa Timur untuk
seleksi naskah dalam Seminar Nasional
Bahasa dan Sastra Tiga Kementerian dengan tema Penelitian Bahasa, Sastra,
Budaya dan pengajarannya sebagai Upaya Pembinaan dan Pengembangan Literasi.
Naskah saya yang lolos seleksi berjudul Belajar,
Berkarya, Berprestasi Melalui Literasi Baca Tulis yang kemudian masuk dalam
buku Prosiding Sembasa yang
diterbitkan oleh Balai Bahasa Jawa Barat pada bulan Pebruari 2020.
Tahun 2020 kembali bersama penulis ASEAN untuk menulis Pantun Nasihat
dalam Gerakan 100 Guru ASEAN Menulis
Pantun 2020 pada tanggal 26 Pebruari 2020. Seringnya menulis sehingga tumbuh kepercayaan dari teman sejawat, kepala
sekolah dan komunitas sehingga diminta menjadi narasumber literasi dan
penulisan.
Setelah hampir tiga tahun menulis, terpikir bahwa menulis itu mudah. Selain mudah, menulis merupakan energi positif bagi penulisnya. Menulis juga bermanfaat dan menginspirasi pembacanya. Menulis kebaikan dan mengajak berbuat baik bagi pembaca.
Menulis yang memiliki muatan mengajak maju, berinovasi dan bertindak kreatif. Dari hal-hal baik yang saya dapatkan dari menulis , diantaranya membantu orang lain menerbitkan karyanya, misalnya ; Satria Paskibra, Menebar Cinta di As-Sakinah, Indonesia Maju, Makhluk Hidup dan Kebutuhannya, Latihan Soal Pengantar Akutansi, Ekolinguistik, Kajian Ekologis Wacana Media, Komik Kurikulum Merdeka dengan P5.
Selain membantu para penulis menerbitkan
karyanya, saya juga mengajak menulis di berbagai kalangan masyarakat, mulai
dari siswa SD, siswa SMP, SMA/SMK, PT, dan masyarakat luas. Jika mengajak
menulis bukan sekadar mengajak tapi saya pasti ikut menulis didalam buku
tersebut, contoh buku-buka yang saya tidak sekadar memberi contoh tapi saya
ikut pula menulis didalamnya antara lain : Pesona
Kartini, Bali in My Sight, Pola
Belajar, Communicate with God, Tangan Dingin, Literasi Bukan Kebutuhan
Mewah, Pesan yang Belum Sampai, Fenomena Pembelajaran Kita, Ada yang Berbeda,
Himbauan Tiga Bahasa.
Semangat menulis terus menggema seiring tahun-tahun berlalu, berarti waktu makin berjalan akan mempersempit jarak kematian yang telah diukur oleh Allah. Dengan tulisan-tulisan tersebut, saya ingin mengajukan Dupak jabatan Fungsional guru dari IVa ke IVb pada bulan September 2020.
Urusan kenaikan
golongan itu dipermudah oleh Allah, langsung sukses dengan Angka Kredit 615 dengan
2 karya karya ilmiah yang telah
dipresentasikan setara Kabupaten dan Nasional ,
menulis 1 buku guru, 6 laporan pengembangan diri, 4 best practice, 7 karya inovatif. Semua dari karya-karya
tersebut dari hasil tulisan-tulisan yang diambil dari membuka pikiran atau
nalar kita. Sebenarnya semua orang bisa , tentu banyak proses ; dari banyak
membaca, banyak bergaul, banyak berlatih, masuk komunitas-komunitas menulis.
Mengingat kematian dan keinganan kembali
ke nol lagi telah membuat saya memiliki cita-cita baru yaitu menjadi international
writer dan ini sudah dimulai
sejak tahun 2020 dengan menerbitkan buku Communicate
With God dan Bali in My Sight , akan menyusul Between Indonesia and Belgium. Selain sebagai international writer, saya akan terus berupaya Writerpreneur. Menjadi Writerpreneur
untuk karya-karyanya sendiri dan membantu penulis-penulis lain sehingga memudahkan
mereka menerbitkan karyanya.
Ternyata , kematian tidak menakutkan.
Ternyata kematian bisa menumbuhkan cita-cita baru. Mengingat kematian, ternyata
bisa menciptakan prestasi baru dan ide-ide cemerlang. Tulisan ini selain
mengingatkan diri saya sendiri, juga untuk kita semua. Kematian itu sesuatu
yang pasti datang pada pada semua orang, baik laki atau perempuan, tua atau
muda karena mati tidak pandang usia, dan tidak pandang bangsa.
Terima kasih kepada Bapak Tirto yang selalu menyiarkan nama saya. Terima kasih pada Bu Lilik yang selalu bertemu dan berkomunikasi dalam dunia menulis. Terima kasih pada Bapak Abdullah Makrus yang mempercayai saya sebagai narasumber di As- Sakinah. Terima kasih pada Bu Amaliah yang menjadi editor dalam menulis buku wonderful Insight English kelas 9 yang saya tulis. Terima kasih buat Bapak Aris Setiawan yang pernah menjadi dosen saya.
Terima kasih pada
Bapak Suharsono yang mempercayai sekaligus mendukung saya sebagai tim literasi
di SMP Negeri 6 Sidoarjo. Terima kasih pada tamu VIP saya di peluncuran
nasional perpusnas Jakarta 21 Agustus 2022 untuk Bapak Kadis Pendidikan
Sidoarjo, Bapak Tirto Adi, Kabid Mutu Ibu Neti L, dan Bapak Suharsono selaku
kepala SMPN 6 Sidoarjo. Terima kasih buku prosa budaya Pesan yang Belum Sampai telah ada di Washington DC Library. Terima kasih semua, semua yang ada di
komunitas Penggerak GBL Sidoarjo yang luar biasa. Maaf, saya tidak sebut satu
persatu.