MENJADI TRAINER MATEMATIKA DAN PENULIS BUKU

Oleh : Abdullah Makhrus


MENJADI guru di sekolah  “luar negeri” alias sekolah swasta di SD Muhammadiyah 1 Pucanganom Sidoarjo mungkin menjadi sebuah takdir baik bagi saya. Setelah sebelumnya sempat mengajar pelajaran TIK di SMAN 2 Sidoarjo selama satu tahun di tahun 2004/2005. 


Menengok sejarah pendidikan saya, sebelum menjadi guru, saya sempat kuliah di kampus PENS ITS Surabaya. Aktif berorganisasi di Himpunan Mahasiswa Teknik Telekomunikasi(HIMA TELKOM) dan Unit Kegiatan Kerohanian  Islam(UKKI).


Pertanyaannya, kenapa setelah lulus kampus teknik kok tiba-tiba sekarang ini saya bisa menjadi guru? Salah satu alasannya ada di penjelasan tipe guru di bawah ini. Perlu disadari, saat ini ada banyak tipe guru yang berkembang di masyarakat.


Setidaknya ada 5 tipe guru yang saya ketahui dari salah satu narasumber sebuah pelatihan online yang pernah saya ikuti. Tipe-tipe guru itu antara lain:


Pertama, Guru Gusar. Ciri tipe guru ini hanya berputar-putar saja aktivitasnya, kerjaan tidak kelar, perangkat mengajar beli di luar, yang penting bisa membayar.


Kedua, Guru Sabar. Cirinya, sudah bertahun-tahun mengajar, tidak diangkat jadi ASN. Atau sudah menjadi ASN tapi tak juga naik pangkatnya. Namun, ia tetap semangat mengajar.


Ketiga, Guru Nyasar. Cirinya, antara jurusan dan aktivitasnya tidak nyambung. Lulusan guru olah raga, mengajarnya PAI. Lulusan teknik, mengajarnya Bahasa Indonesia. Mungkin saya termasuk tipe ini. Tapi tenang, saya sudah kuliah lagi dan lulus di pendidikan sekolah dasar saat masih mengajar. Hehehe..


Keempat, Guru Saudagar. Cirinya, sambil mengajar ia berjualan pulsa, kue, tupperware, obat herbal, jilbab 3x bayar. Apakah itu termasuk kita? Wkwkwk..


Kelima, Guru Sadar. Cirinya, guru ini mengajar dengan ikhlas dan benar, prestasinya bersinar, jika punya ilmu ia rela dan ikhlas berbagi ilmu, terus menebar kebaikan  meski tidak dibayar. Semoga kita bisa menjadi guru tipe idaman ini. Kira-kira Anda termasuk tipe yang mana?


Kembali ke Laptop. Ceritanya sampai mana ya? Hehe…

Oh ya, saat menjadi guru di sekolah SD Muhammadiyah 1 Pucanganom Sidoarjo atau yang lebih dikenal dengan nama SD Muhida, saya tidak berpuas diri dengan sekadar mengajar. Saya berusaha menjadi guru yang “sedikit” unik dan berbeda.


Pembeda inilah yang menurut saya akan menjadikan diri kita menjadi pribadi yang unik. Sehingga dengan keunikan yang kita miliki, kita akan mudah dikenali jika dibandingkan dengan guru yang lainnya. Jika kompetensi kita sama dengan yang lain, bagaimana orang mudah mengenali kita? 


Saya kemudian memilih mengambil peran pembeda dengan meningkatkan kompetensi sebagai pelatih olimpiade matematika, trainer, dan menjadi penulis. Caranya, tentu dengan terus mengasah kemampuan public speaking, berlatih soal olimpiade matematika, dan terus mengasah kemampuan menulis. 


Terkadang, saya pun harus merelakan diri mengikuti workshop berbayar guna mengasah kemampuan itu. Bagi saya, itulah bagian dari sedikit pengorbanan bagi pencari ilmu. Pernah mengikuti pelatihan guru olimpiade matematika hingga ke Bogor.


Alhamdulillah, hasil belajar itu kemudian saya tularkan dengan melatih guru-guru di beberapa sekolah Muhammadiyah, MINU KH MUkmin di Sidoarjo, SD Aisyiyah di Nganjuk dan beberapa tempat yang lain. Termasuk melatih anak didik di kelas dan komunitas olimpiade matematika di sekolah.


Salah satu hal yang menjadi keberkahan akhirnya beberapa kali mendampingi anak didik mengikuti kegiatan olimpiade di Jakarta, Bogor, dan di Singapura sebagaimana dokumentasi di atas.


Alhamdulillah, beberapa anak didik berhasil meraih prestasi yang membanggakan bagi sekolah, sidoarjo dan bangsa Indonesia.


Muhammad Farras Rahmatullah(tengah), siswa SD Muhida ini Alhamdulillah meraih medali perak di tahun 2019. Ia berhasil meraih prestasi setelah bersaing dengan 527 peserta dari Malaysia, China, Taipe, India, dan sejumlah negara Asia yang lain.


Sebenarnya ada satu event olimpiade matematika internasional yang saya sarankan diikuti oleh semua siswa mulai kelas 1 SD hingga kelas 12 SMA.. Nama event lomba itu adalah Kompetisi Matematika Internasional bertajuk International Kangaroo Mathematics Contest (IKMC).

IKMC tahun 2024 ini diikuti oleh 96.200 peserta dari seluruh Indonesia. Kompetisi bergengsi ini telah berlangsung sejak tahun 1991 oleh Association Kangourou Sans Frontières (AKSF), diikuti oleh lebih dari 98 negara termasuk Indonesia. 

Soal-soal IKMC dikenal unik dengan berbagai macam topik, didesain dengan ide-ide inspiratif, imajinatif, dan kreatif. Sangat cocok juga untuk menguatkan literasi numerasi di sekolah-sekolah di seluruh Indonesia.  

Selain itu, mengikuti event lomba ini tidaklah mahal. Cukup membayar dengan nominal SEIKHLASNYA(sesuai kemampuan orang tua siswa), jika memenuhi kriteria anak-anak akan mendaptkan medali/sertifikat internasional. Menarik kan? 

Tahun lalu banyak sekali murid kami yang mendapatkan medali perunggu, perak, dan emas. Tahun ini Alhamdulillah saya telah menawarkan pada teman-teman guru penggerak di Kabupaten Sidoarjo. Ada dua sekolah negeri yang akhirnya ikut yaitu SDN Pucang 1 daan SDN Sidoklumpuk.

Salah satu murid saya di kelas 4 tahun lalu Alhamdulillah mendapatkan medali penghargaan medali emas setelah mengikuti pembinaan persiapan lomba.

Tahun ini insyaAllah hasil lomba  akan diumukan pada Kamis, 9 Mei 2024 pukul 20.00 WIB. Semoga lebih banyak lagi yang mendapatkan peghargaan di tahun ini. 

Saran saya,  Bapak/Ibu mengikutkan lomba ini untuk tahun depan untuk seluruh siswa di sekolah. Karena soal-soal di event lomba ini jauh lebih mudah karena lebih banyak mengajak siswa melakukan penalaran dan logika saja. 

Selain berbahasa inggris, juga disediakan terjemah dalam bahasa Indonesia. Ini saya ambilkan beberapa contoh soal lomba:
Contoh soal kelas 1-2

Contoh soal  kelas 3-4

Contoh soal kelas 5-6

Selain kompetensi di bidang olimpiade matematika, saya pun berusaha bergabung  dan berkontribusi aktif di komunitas menulis. Ada Komunitas Menulis Online (KMO) Indonesia, Whatsapp Grup Sregep Nulis, Grup Gerakan Budaya Literasi(GBL) Sidoarjo, dan Rumah Virus Literasi(RVL). Dari beberapa grup ini, saya banyak belajar dari para penulis senior dalam menyajikan tulisan agar enak dibaca.


Selain itu, saya juga mengikuti pelatihan menulis berbayar di Komunitas Menulis Online(KMO). Waktu itu ada Kelas Berbisnis Tulisan (KBT) bersama tiga pemateri penulis hebat. Pertama, Indari Mastuti. Beliau seorang penulis produktif, CEO Indscrift Creative dan founder komunitas ibu-ibu doyan nulis sekaligus penobatan beliau sebagai Superwoman Indonesia 2014. 


Pemateri kedua adalah Dewa Eka Prayoga, penulis buku-buku best seller, founder Billionaire Store serta pakar jago jualan online. Cukup banyak buku karyanya dan harganya relatif mahal, namun selalu best seller penjualannya.  Pemateri ketiga adalah kang Tendi Krishna Murti. Seorang penulis produktif, ghost writer sekaligus founder KMO Indonesia.


Saya pun bersyukur berkesempatan mencicipi kelas online” Jago Bikin Artikel” bersama  Pak Irwan Kelana, Redaktur Senior Republika dan Kelas Novel bareng Asma Nadia. Belajar dari para penulis-penulis senior itu memberikan kesimpulan bahwa kita perlu istikamah menulis.


Hasil dari belajar itu lalu saya tawarkan pada pimpinan sekolah untuk dibagikan pada guru-guru. Alhamdulillah pimpinan sekolah mensupport dan memberikan waktu  dalam kegiatan berbagi praktik baik menulis best practice pada guru-guru di sekolah.



Selain itu, saya pun mendapatkan kesempatan untuk menjadi mentor di kelas menulis secara daring di platform kelasonlineku.com

Dari sekian beberapa kegiatan berbagi ilmu menulis itu, rasa-rasanya selalu ada harapan kecil dalam diri saya.  Berharap suatu saat akan ada yang tertarik untuk ikut  menulis dan menghasilkan sebuah karya tulisan artikel maupun buku. Motivasi intrinsik saya untuk terus menulis adalah karena saya ingin membuat “mesin jariah pahala.” 

Apalagi jika tulisan yang dihasilkan, mampu menginspirasi dan membawa perubahan diri menjadi  lebih baik bagi pembacanya. Sesuai Motto hidup saya: 

Hidup Ini Hanya Sekali, Hiduplah yang Berarti dan Menginspirasi

 

Bukankah para ulama telah mencontohkan pada kita dengan karya monumental berupa kitab-kitabnya yang masih kita baca saat ini? Lantas, kenapa Anda belum tergugah untuk menulis?

Kalau bukan kita, siapa lagi? Kalau bukan sekarang, kapan lagi? Yuk ah..gas pol nulise rek!! 


Biodata Penulis

Abdullah Makhrus, M.Pd. Seorang Writer-Trainer-Teacher. Penulis 2 Buku Solo dan Penulis 8 Buku Antologi. Karya Buku Solo berjudul     1 Pesan 1 Peristiwa dan Rahasia 15 Menit Membuat Blog dan Website Pribadi Bagi Pemula
 
Pernah mendapatkan penghargaan penulis artikel di Jawa Pos berjudul Belajar Matematika dengan Nalar pada lomba Artikel Untukmu Guru 2008. 
Beberapa tulisan artikel ada yang dimuat di tabloid PENA, juga ada pula yang dimuat di harian Republika berjudul Menemukan Motivator Terbaik.

Aktivitas saat ini menjadi pengajar kelas 4 di SD Muhammadiyah 1 Pucanganom Sidoarjo. Owner Bimbingan Belajar Matematika SD "Az Zahro" dengan sistem bayaran Seikhlasnya(disesuaikan kemampuan orang tua) atau Gratis bagi yatim. Kepala Klub Matematika Seikhlasnya (KMS) Klinik Pendidikan MIPA(KPM) Muhammadiyah Sidoarjo. Pengajar Praktik Program Guru Penggerak Angkatan 7 Kab. Sidoarjo,  Fasilitator PGP Angkatan 16, Wakil Ketua Gerakan Budaya Literasi(GBL) Sidoarjo, dan Ketua Ikatan Guru Indonesia(IGI) Daerah Sidoarjo. 

Penulis bisa dihubungi di 081333148884 atau www.abdullahmakhrus.com

2 Comments

  1. Ada juga guru dasar (memang dasarnya guru) dan guru bayar (yang penting dapat bayaran).
    Selamat untuk anak2 dan guru yg hebat. Sukses selalu...

    ReplyDelete
  2. Sekali dayung dua pulau terlampaui.

    ReplyDelete
Previous Post Next Post