PPDB ANTARA HARAP DAN CEMAS

 
Oleh: Jamilatun Heni Marfu’ah

 Era Pasca Pandemi Covid-19, kondisi di mana terjadi penurunan jumlah siswa di beberapa lembaga pendidikan. Ditambah lagi kondisi loss learning akut terjadi pada sebagian anak-anak yang terdampak Pandemi Covid-19. Hal ini menjadi momok bagi lembaga pendidikan di seluruh tanah air. Pun termasuk di lembaga kami. Sebuah tantangan tersendiri bagi kami di lembaga pendidikan swasta terutama di jenjang PAUD. Akankah impian mewujudkan PAUD berkualitas akan tercapai? Apakah Key Success Indikators (KSI’s) yang sudah ditetapkan yayasan tempat kami bernaung yang membawahi PAUD dapat terpenuhi secara optimal?

Tiga tahun berturut-turut mulai Tahun Ajaran 2022/2023 sampai 2024/2025, saya mendapatkan amanah sebagai Ketua PPDB dari yayasan. Hal yang tidak mudah memang menjadi Ketua PPDB. Sebuah tanggung jawab besar ada di pundak. KSI’s untuk Ketua PPDB salah satunya adalah kuota murid di semua jenjang mulai dari Daycare, KB, TK, SD dan SMP terpenuhi seratus persen. Perjuangan panjang dimulai saat awal amanah itu diberikan oleh yayasan. 

Saat itulah, saya mulai memeras otak. Membuat program sekaligus menyusun Rencana Kegiatan dan Anggaran Yayasan (RKAY). Tentu dalam pelaksanaannya kami bekerja secara tim work dari semua jenjang. Untuk menjamin kegiatan sekolah dapat terus berjalan tanpa mengabaikan tugas pokok mengajar, strategi yang kami ambil adalah koordinasi tim PPDB mayoritas dilakukan secara online. Melalui media online, terutama siang hari sampai malam grup WhatsApps tak pernah sepi dari informasi. Bahkan nama grup PPDB, saya pin sehingga berada di paling atas di antara nama grup WhatsApps lainnya di smartphone saya.

Strategi memenuhi kuota murid yang kami ambil adalah program inden. Program ini tercetus untuk memantik calon pelanggan, lebih tepatnya calon wali murid. Inden yang kami laksanakan tidak berlaku sepanjang masa hanya dalam kurun waktu selama tiga bulan. Dalam masa selama tiga bulan ini, kami menetapkan target 50% kuota tercapai. Target ini memicu kami untuk berupaya maksimal dalam pencapainnya.

Dalam pelaksanaannya, kami membagi kepanitiaan PPDB menjadi beberapa sie dengan jobdis yang sudah disepakati bersama. Semua tim melaksanakan tugas masing-masing. Misalnya sie humas membawahi tim desain dan tim konten kreator. Tugasnya adalah memanfaatkan aset sekolah berupa media online. Aset biotik sekolah yaitu guru-guru yang memiliki kemampuan IT tergabung di dalam tim ini. 

Tugas tim desain adalah mengelola media online sekolah mulai dari mendesain sampai memposting. Sedangkan tim konten kreator dikerahkan dari semua jenjang. Mereka bertugas membuat konten yang layak publik yang akan diunggah terjadwal untuk semua konten dari jenjang. Begitu juga guru-guru yang memiliki potensi literasi kami berdayakan untuk membuat tulisan yang dipublikasikan baik di media sosial sekolah maupun di media mainstream yang kami bidik. Kami juga sangat memperhatikan kelayakan konsumsi publik.

Sie data base adalah tim guru dengan potensi logika matematikanya baik. Tugasnya melakukan manajemen data base di antaranya adalah merancang, membuat, dan melakukan analisa data di dalam sistem PPDB. Tim ini memegang kendali atas data base. Tujuannya adalah agar data yang telah diolah dan dianalisa dapat dipahami oleh semua tim.

Semua tim kerja melaksanakan sesuai tupoksi masing-masing sekaligus menjalankan kerja berdasarkan Standar Operasional Prosedur (SOP). Hal ini dilakukan dalam rangka menjamin ketercapaian target yang sudah dilakukan.

Apakah secara teknis saja yang dilakukan untuk memenuhi KSI’s ini? Tentu saja tidak. Ada hal mendasar untuk ketercapaian KSI’s yaitu menata kembali mutu pendidikan di semua jenjang mulai dari Daycare, KB, TK, SD dan SMP. Bagaimana kualitas output murid sesuai dengan visi sekolah dapat terwujud dengan baik. Peran masing-masing satuan pendidikan untuk meningkatkan kualitas murid melalui Quality Assurance (QA) kami kelola dengan optimal.

Untuk mewujudkan QA ini, salah satu sumber daya penting adalah pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam hal ini Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK). Keberhasilan proses belajar mengajar salah satunya adalah pendidik yang berkompeten. Kami sangat meyakini bahwa di tangan pendidik yang baik akan melahirkan murid-murid yang baik.

Seperti yang pernah kami lakukan ketika di sekolah. Ada hal wajib yang dilakukan ketika momen PPDB. Salah satunya adalah memberikan kuisioner dan wawancara kepada calon wali murid. Beberapa pertanyaan yang wajib dijawab di antaranya terkait sekolah idaman dan harapan orang tua terhadap sekolah. Hal ini dilakukan untuk menyamakan persepsi dan menjaga kualitas sekolah seklaigus sebagai bahan Evaluasi Diri Sekolah (EDS).

Menurut hasil kuisioner tersebut, 99% mengatakan bahwa sekolah idaman menurut calon wali murid KB dan TK adalah sekolah yang memiliki pendidik yang ramah dan sayang kepada anak. Setelah kami gali lebih lanjut alasannya adalah bahwa energi cinta dan sayang yang dimiliki pendidik akan merambat ke hati siswanya. Melalui cinta akan melahirkan anak yang berkarakter. Cinta menyuburkan ketentraman hati. Dengan cinta dan kasih sayang pendidik, anak lebih bergairah dalam belajar.

Pendapat yang lain bahwa sekolah yang baik menurut calon walimurid adalah sekolah yang bukan mengucurkan air teko ke dalam gelas, namun mampu menyalakan api. Artinya guru mampu memotivasi anak agar memiliki kemandirian dalam belajar. Meski masih usia dini, namun diberikan pembelajaran tentang kemandirian dan tanggung jawab. Sehingga anak memiliki hasrat untuk menjadi insan pembelajar. Misalnya anak dilatih makan sendiri, merapikan mainan setelah bermain, antri ketika cuci tangan dan sebagainya. Pembelajaran tentang adab sopan santun. Misalnya memberikan salam bila bertemu guru atau teman, meminta maaf bila melakukan kesalahan, mau memberi maaf kepada teman yang salah, ijin bila meminta bekal makan punya teman, ijin bila bergabung bermain dengan teman. Sehingga tak sekedar akademik yang ingin dicapai. Tapi lebih dalam menumbuhkan budi pekerti yang baik.  Pendidik menggebu mewariskan akhlak. Karakter yang tertanam dengan baik pada diri anak saat usia dini akan menjadi warisan terbaik orang tua kepada anak-anaknya.

Karakter baik ini adalah pondasi awal seyogyanya tertanam kuat pada diri anak. Ibarat bangunan rumah, bila pondasi yang dibangun kuat, maka akan kuat menyangga tiang dan tembok yang menancap di atasnya. Begitu juga dengan anak usia dini. Bila pondasi akhlak ini ditanamkan sejak dini, maka kehidupan anak berikutnya akan berjalan baik.

Harapan orangtua yang begitu besar kepada lembaga pendidikan tidak gampang terwujud namun bukan berarti tidak bisa dilaksanakan oleh pihak sekolah. Kunci utamanya adalah menerapkan prinsip segitiga emas.  Sehingga di akhir wawancara, kami melakukan kontrak kerja sama bersama orang tua untuk menuntaskan tumbuh kembang anak.

Alhamdulillah sampai tulisan ini dibuat, 30 Mei 2024, kuota KB, TK dan SD telah seratus persen tercapai untuk Tahun Ajaran 2024/2025. Upaya ini merupakan langkah awal dalam merangkai impian berikutnya. Wallahu’alam. 


Batu Malang, 30 Mei 2024

 

 

 

 

 

Previous Post Next Post