BECOME AN OFFICIALS WRITER (2)

Oleh: Ng. Tirto Adi MP.

 KETIKA saya menjabat sebagai Kabid Dikmen (Kepala Bidang Pendidikan Menengah) Dinas Pendidikan --pada waktu itu, tahun 2016--, saya bersama tim menggerakkan 80.000 pelajar SMP, SMA, dan SMK untuk GBL (Gerakan Budaya Literasi) “membaca serentak”. Sekitar empat ribu (4.000) pelajar dihadirkan di alun-alun Sidoarjo untuk selebrasi, 76.000 pelajar lainnya membaca serentak di sekolah masing-masing. Atas gerakan ini, rekor dunia untuk Indonesia (MURI) mengganjarnya dengan pencapaian Kabupaten Sidoarjo sebagai Kabupaten Literasi yang peduli atas gerakan membaca.

Gerakan itu didasarkan atas kenyataan dan kesadaran, bahwa pertama, hasil sigi Programme for International Student Assessment (PISA), budaya literasi (Matematika, Sains, dan Membaca) masyarakat Indonesia pada 2012 menempati urutan ke-64 dari 65 negara. PISA juga menempatkan posisi membaca siswa Indonesia pada urutan ke-57 dari 65 negara. Kedua, hasil ekspose sigi Unesco pada 2012 tentang index of reading bangsa Indonesia berada pada angka 0,001. Artinya, setiap 1.000 penduduk Indonesia, yang benar-benar suka membaca hanya ada 1 orang. 

Ketiga, setelah keluarnya Permendikbud RI Nomor 23 Tahun 2015 tertanggal 13 Juli 2015 tentang PBP (Penumbuhan Budi Pekerti) yang di dalamnya terdapat kewajiban setiap hari bagi peserta didik untuk menggunakan waktu 15 menit sebelum hari pembelajaran untuk membaca buku selain buku mata pelajaran, tidak kunjung menjadi gerakan yang masif di sekolah/madrasah. Gerakan membaca serentak sebagaimana dilakukan seperti di atas adalah sebagai starting point untuk menjadikan kegiatan membaca sebagai suatu common action atau gerakan bersama.   

Pada 3 Januari 2017, ketika saya promosi dari Kabid Dikmen dan dilantik menjadi Sekretaris Dinas Dikbud, atas seijin Kepala Dinas, saya menerima program kemitraan tentang “implementasi literasi finansial” dari PJI (Prestasi Junior Indonesia) yang bernama C-3 (Cha-Ching Curriculum). Program C-3 merupakan program pertama kali di Indonesia (juga di level Asia Tenggara) dan Kabupaten Sidoarjo terpilih sebagai daerah piloting. Program C-3 ini resmi diluncurkan pada 8 Maret 2017 oleh Wakil Bupati Sidoarjo (H. Nur Ahmad Syaifudin, SH) berserta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sidoarjo , JA (Junior Achievement) Asia Pasifik, Prestasi Junior Indonesia serta Prudential.

Cha-Ching Curriculum (C-3) adalah program pendidikan pengelolaan keuangan/literasi keuangan bagi siswa sekolah dasar yang fokus pada konsep dasar keuangan, yaitu mendapatkan (earn), menabung (save), membelanjakan (spend), dan menyumbang (donate). Tujuan program C-3 adalah mengajarkan pada siswa konsep pengelolaan keuangan secara sederhana, yang meliputi: a) perputaran uang di masyarakat; b) cara mendapatkan uang; c) manfaat menyimpan uang (menabung); d) cara membelanjakan uang dengan bijaksana; dan e) cara membantu orang lain (donasi atau bantuan). Penerima manfaat program C-3 (2017-2023) di Kabupaten Sidoarjo, terperi atas: a) 365 SD Negeri dan 64 SD Swasta; b) 1.669 Guru Pengajar; dan c) 72.630 Siswa/i kelas 3 SD.

Berdasarkan hasil riset yang dilakukan oleh PJI (Prestasi Junior Indonesia) menunjukkan bahwa program C-3 (Cha-Ching Curriculum) berkontribusi pada peningkatan siswa tentang konsep dasar literasi keuangan (Mendapatkan, Menabung, Belanja, dan Menyumbang). Selama pelaksanaan program C-3 di Sidoarjo selama 6 tahun ajaran mengalami peningkatan pengetahuan rata-rata 10%.

            

Pencanangan program C-3 (Cha-Ching Curriculum) di Kabupaten Sidoarjo pada 8 Maret 2017

Atas keberhasilan implementasi literasi finansial atau C-3 di Kabupaten Sidoarjo, berdasar penilaian lembaga donor JA Worldwide (yang menaungi PJI) dan Kemendikbud RI, saya bersama guru terpilih (Yusha Maliki, S.Pd, Guru SDN Tambak Kemeraan Krian [waktu itu]) diundang sebagai speaker pada forum “Educators Conference on Financial Literacy tingkat Asia Pasifik di Putrajaya Malaysia, pada 4-5 Maret 2018, untuk berbagi praktik baik atau best practices. Sepulang dari Malaysia, saya juga diundang untuk berbagi praktik baik tentang C-3 oleh Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta yang berencana mengimplementasikan secara masif  di wilayah ibu kota pada waktu itu.

Di samping mengawal terselenggaranya program C-3 (Cha-Ching Curriculum), seperti biasa saya terus melakukan kegiatan membaca, menulis dan memenuhi berbagai undangan sebagai narasumber/trainer terutama terkait dengan kegiatan literasi, manajemen sekolah, dan pembelajaran inovatif. Selain itu juga aktif dalam komunitas literasi nasional SPK (Sahabat Pena Kita) dan menggerakkan komunitas literasi GBL (Gerakan Budaya Literasi) Sidoarjo.

Setelah mengikuti seleksi dan dinyatakan lolos tiga terbaik --saat menjadi Sekretaris Dinas Pendidikan-- dalam asesmen JPTP (jabatan pimpinan tinggi pratama) atau asesmen calon Kepala Dinas, tepatnya pada 21 April 2020, saya dilantik sebagai Kepala Dinas Sosial. Saat menjadi Kepala Dinas Sosial pun, kegiatan membaca, menulis, dan memenuhi undangan sebagai narasumber/trainer tetap saya jalani. Meski fokus tulisan saya bergeser dari persoalan pendidikan ke persoalan-persoalan sosial dan kemiskinan, di samping juga tetap menekuni bidang pendidikan yang menjadi basicly saya. Beberapa artikel yang saya tulis, saat menjabat sebagai Kepala Dinas Sosial, diantaranya: “JPS: Solusi Dampak Covid-19” (Harian Bhirawa, 30 April 2020, halaman 4); “Merdeka dari Kemiskinan, Sebuah Keniscayaan!” (Jawa Pos, 16 Agustus 2021, halaman 4). Meski saya bertugas di Dinas Sosial, sekali lagi, aktifitas membaca dan menulis tetap saya lakukan. Pesan yang hendak disampaikan adalah menulis pada dasarnya dapat dilakukan oleh siapapun dan dengan tugas dimanapun atau apapun. Tergantung pada kemauan (willingness) dari persona yang bersangkutan.  

Setelah satu setengah tahun menjabat Kepala Dinas Sosial Kabupaten Sidoarjo (2020-2021) dan kembali lagi ke habitat asal, yakni Dinas Pendidikan dan Kebudayaan sebagai Kepala Dinas (mulai 21 Oktober 2021–sekarang), saya dan tim menggelar hajatan ALS (Anugerah Literasi Sidoarjo) 2021. ALS 2021 dimaksudkan untuk mengetahui progress, adakah kemajuan literasi baca-tulis yang signifikan setelah lima tahun sebelumnya (2016) melakukan gerakan membaca serentak. ALS 2021 difokuskan pada pencapaian karya buku cetak atau elektronik yang dihasilkan oleh siswa, guru, kepala sekolah, pengawas, dan pegiat literasi masyarakat. ALS 2021 dikelompokkan dalam lima (5) kategori, yaitu: 1) siswa; 2) guru; 3) kepala sekolah/pengawas; 4) pegiat literasi masyarakat; dan 5) institusi/lembaga sekolah. Kategori siswa dan institusi/lembaga sekolah dibedakan lagi atas siswa dan institusi/lembaga sekolah, jenjang: a) SD/MI sederajat; b) SMP/MTs sederajat; dan c) SMA/SMK/MA sederajat. Sementara untuk kategori guru dan kepala sekolah/pengawas tidak dibedakan atas jenjang, baik PAUD, SD, SMP, atau SMA/SMK sederajat. Karya buku yang dinilaikan adalah karya buku yang ditulis dalam rentang waktu mulai 2016 sampai dengan 2021.

Hasil penjurian ALS 2021, cukup menggembirakan. Betapa tidak?! Akhirnya, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sidoarjo bisa memetakan produktifitas berkarya (dalam hal ini, buku cetak/elektronik) dari insan-insan pegiat literasi mulai dari siswa, guru, kepala sekolah/pengawas, dan pegiat literasi masyarakat maupun sekolah/madrasah yang aktif dalam menggelorakan GBL (gerakan budaya literasi). Dari jenjang siswa SD/MI, muncul Humaira Iqtidar Elrokib (SD Muhammadiyah 1 Sidoarjo) sebagai Siswa Terbaik 1 dengan 7 karya buku. Siswa Terbaik 1 jenjang SMP/MTs dimenangi oleh Bernessa Sukmayanti (SMP Negeri 1 Sedati) dengan 10 karya buku. Vania Nariswari Wahyu Araminta (SMA Negeri 4 Sidoarjo) dinyatakan sebagai Siswa Terbaik 1 dengan 16 karya buku.

Sementara, untuk kategori guru, dimenangkan oleh Ariyani Purwaningsih (SDN Ketajen 2 Gedangan) sebagai Guru Terbaik 1 dengan 49 karya buku. Kategori Kepala Sekolah/Pengawas Terbaik 1 dimenangkan oleh Rolis Awang Widodo (SDN Jemundo 1 Taman) dengan 42 karya buku. Kategori pegiat literasi masyarakat Terbaik 1 dimenangkan oleh Barbara Eni Priyanti dengan 51 karya buku. Kategori institusi/lembaga sekolah Terbaik 1, masing-masing jenjang dimenangkan oleh: SD Muhammadiyah 1 Sidoarjo (jenjang SD/MI sederajat); SMPN 6 Sidoarjo (jenjang SMP/MTs sederajat); dan MA Bilingual Muslimat NU Sidoarjo (jenjang SMA/SMK/MA sederajat) dengan karya masing-masing 22 judul buku, 229 judul buku, dan 33 judul buku.

Sebuah kebahagiaan yang demikian membuncah, ketika menyaksikan para siswa, guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolah, yang semula ragu dan tidak percaya diri dalam menulis, tetapi setelah mendapatkan pelatihan dan pendampingan secara sistemik dan miliu atau atmosfer kondusif yang disiapkan, akhirnya sekarang, menulis bagi insan pendidikan Sidoarjo menjadi habituasi baru yang menyenangkan (Bersambung).


BIODATA PENULIS: 

Ng. Tirto Adi MP adalah Doktor Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Malang (2013). Penulis (lebih dari 250-an artikel terpublikasi) dan Trainer (lebih dari 270-an forum ilmiah) KTI, Manajemen Sekolah dan Pembelajaran Inovatif, diantaranya: Speaker pada Educators Conference on Financial di Putrajaya, Malaysia (2018) & Pembicara Publik (Narsum) pada Seminar "Penyiapan SDM Unggul" UPBJJ-UT Surabaya di Gedung ACC Unair Surabaya dengan audience lebih dari 1.000 peserta. 

Studi Visit Manajemen Sekolah dan Pembelajaran Inklusi di Perth, Australia Barat (2014), Manajemen Sekolah dan Kesiswaan di Osaka, Jepang (2015), Manajemen Sekolah dan Pembelajaran Vokasi di Thailand (2015) dan Vietnam (2016). 

Peraih 29 penghargaan/kejuaraan tingkat Kabupaten/Provinsi/Nasional, diantaranya: Juara 1 LKTI Tk Nasional, Integrasi Imtaq-Iptek (2001) & Juara 3 Kepala Sekolah (SMP)  Berprestasi Tk Nasional (2008). 

Pengarah/Koordinator Gerakan Budaya Literasi Sidoarjo, telah menulis 32 buku (Solo dan Antologi), diantaranya buku: A Good Leader Is A Good Reader :[Jejak Pemikiran dan Inspirasi Penggerak Literasi] (Penerbit Pagan Press, 2018) & Sense of Culture [Spektrum Pemikiran dalam Pemajuan Kebudayaan] (Nizamia Learning Center, 2020). 

Penerima anugerah “Bapak Literasi Sidoarjo” dari Harian Bhirawa (12 September 2022) dan “Tokoh Penggerak Literasi Sidoarjo” dalam ajang Radar Sidoarjo Award (2023). Buku biografi-nya berjudul “Membingkai Mimpi, Menuai Harapan” telah diterbitkan PT Bumi Aksara Jakarta (November, 2023).

Mantan Kepala Bidang Pendidikan Menengah (2012-2017) & Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sidoarjo (2017-2020). Kepala Dinas Sosial Kabupaten Sidoarjo (2020-2021). Dan kini: Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sidoarjo (2021–sekarang).

The Founder Model Sekolah Literasi Indonesia (MSLI) Yayasan Tamaddun Afkar Sidoarjo-Jawa Timur.

Previous Post Next Post