Literasi sebenarnya
merupakan indikator kemajuan suatu bangsa. Literasi memang bukan sekadar
membaca dan menulis tapi membaca dan merupakan dasar dari semua jenis literasi
maka jika ingin memajukan literasi maka dimulai dengan membaca dan menulis.
Jika kita ingin memajukan suatu bangsa maka kita bentuk dulu bangsanya menjadi
masyarakat literat.
Dimana pintu
pengetahuan? Pintu pengetahuan adalah dari banyak membaca. Ketika kita
menemukan masyarakat yang tidak bisa membaca maka bisa kita pastikan masyarakat
tersebut tidak mudah diajak maju, begitu pula masyarakat yang bisa membaca
tetapi tidak memiliki kebiasaan membaca maka kemajuannya akan tertatih-tatih
atau mandeg sama sekali.
Seluruh dunia sudah tahu bahwa Indonesia merupakan negara besar yang masyarakatnya memiliki minat baca yang rendah, hanya 0,001 %. Berarti setiap 1000 orang Indonesia hanya 1 orang yang rajin membaca. Ini menyedihkan sekali. Pemerintah turun tangan dengan GLS (Gerakan Literasi Sekolah) dengan Permendikbud No.23 tahun 2015 tentang penumbuhana budi pekerti. GLS memperkuat gerakan penumbuhan budi pekerti yang salah satu kegiatannya adalah membaca 15 menit buku non pelajaran.
Materi yang dibaca adalah budi pekerti dengan cakupan berupa kearifan lokal,
nasional dan global. Dimana kegiatan membaca 15 menit itu adalah menumbuhkan
minat baca bangsa Indonesia. Selain menumbuhkan minat baca, membaca 15 menit
akan meningkatkan keterampilan membaca dan mereka akan memiliki penguasaan
pengetahuan yang lebih baik.
Mengapa harus GLS
(Gerakan Literasi Sekolah)? GLS, tentu saja sasarannya adalah orang Indonesia
usia sekolah, sasarannya adalah lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia. Usia
sekolah adalah 5-19 tahun menjadi sasaran, merupakan penduduk terbanya k dengan
jumlah kisaran 70.000.000( 70 jutaan) menurut data dari Badan Pusat Statistik.
GLS diberlakukan di sekolah karena jumlah penduduk anak-anak dan remaja merupakan jumlah besar
dari jumlah penduduk Indonesia keseluruhan.
Praktek GLS sesuai
Permendikbud No.23 tahun 2015, memang prakteknya adalah membaca 15 menit.
Sebenarnya itu sebuah perintah dasar, kita semua sebagai pelaksana bisa
mengembangkannya atau melakukan inovasi-inovasi baru yang bersifat meningkatkan
level GLS sehingga tidak sekadar
membaca saja. Bagaimana caranya berinovasi pada literasi? Kita integrasikan GLS
dengan PKKS.
Mengintegrasikan
GLS dengan PKKS yaitu dengan membuat program GLS setiap tahunnya. Nah ini sama
dengan PKKS yang selalu terjadi atau dialami setiap tahunnya. Di setiap sekolah
bisa memajukan literasinya dengan mengintegrasikan program GLS dengan
bukti-bukti fisik dari instrumen PKKS dibagian managen sekolah pada sub penilaian Gerakan Literasi Sekolah . Jadi, kita setiap tahun selalu rutin
membuat program GLS, dimana minimal sekitar 10 jenis target yang diprogramkan
bahkan terkadang lebih dari 10 kegiatan yang diprogramkan. Kita membuat program
GLS secara continue dan intense
sejak tahu 2017.
Setiap program GLS
yang kita buat bukan sekadar kemajuan literasi bagi siswanya, tapi harus
mengangkat kemajuan semua komponen insan pendidikan di lingkungan sekolah,
antara lain; guru, tenaga pendidikan, tim literasi, staf dn kepala sekolahnya,
tidak ada satupun yang tertinggal. Jadi, jika ada sekolah yang mengaktifkan Gerakan Literasi Sekolah hanya sebatas
siswa-siswinya saja maka mulai sekarang harus melakukan gerakan literasi untuk
semua orang yang ada disekolah tersebut.
Membuat program GLS di sekolah Bapak Ibu sekalian, usahakan ada workshop atau pelatihan menulis( atau jenis literasi yang lain), sehingga setiap tahun harus ada peningkatan kompetensi sehubungan dengan literasi. Selain workshop atau pelatihan harus ada kelas menulis atau kelas-kelas literasi dalam bentuk lain karena sebenarnya ada 6 literasi dasar, diantaranya; literasi baca tulis, sains, numerasi, digital, finansial, budaya dan kewargaan.
Pekan menulis harus ada, untuk membentuk pembiasaan menulis. Pembiasaan ini wajib karena Permendikbud No.23 tahun 2015 itu mementingkan menumbuhkan budi pekerti. Pembiasaan inilah komponen pokok untuk menumbuhkan budi pekerti sebagai tuntutan dari Permendikbud diatas. Pada program literasi harus ada lomba literasi, dimana lomba-lomba tersebut bisa diletakan pada peringatan hari-hari besar. Selain kegiatan diatas, harus dicanangkan kegiatan kerja sama dengan instansi atau lembaga lain untuk meningkatkan kegiatan literasi. Dalam program literasi harus ada publikasi di media sosial, ini sangat penting karena kita sudah masuk era serba IT dan soft branding.
Dibawah ini
beberapa contoh program yang penulis ambil secara acak terhadap program GLS
berinovasi yang telah dilakukan 7 tahun terakhir (2017-2024) sebagai tim
literasi SMP Negeri 6 Sidoarjo tercinta
Dokumen Program Literasi 2019
Dokumen Program Literasi 2022
Dokumen Program Literasi 2024
Mari kita cermati
inovasi-inovasi yang dilakukan pada program GLS ! Pada permendikbud No.23 tahun
2015 hanya membaca 15 menit, sebenarnya kita bisa melakukan inovasi-inovasi tak terbatas. Semakin kreatif kita mengelola
literasi sekolah maka kita semakin banyak berkiprah untuk kemajuan bangsa ini.
Kita tinjau dokumen program literasi 2019, selaiin
membaca dan menulis terdapat inovasi membuat display karya. Display buku-buku
karya siswa dan guru ditampilkan di dinding ruang baca perpustakaan yang akan
berdampak menumbuhkan rasa percaya diri atas kompetensi menulis dan membukan
karyanya. Setiap tahun perlu selalu ikut workshop literasi, misalnya workshop WWA (Workshop Writerpreneur Accelerete) yang
dialami Maret 2019 yang membuat tim literasi mendapat pengetahuan dan konsep
baru sebagai writerpreneur. Dimana
workshop WWA seperti menggurita,
yaitu berdampak ke inovasi-inovasi yang lain. Dampak positifnya, adanya
tantangan membuat buku dan sepakat membuat Novel. Novel itu selanjutkan
menumbuhkan prestasi yang meluas. Tampilnya Novel berjudul Menuju Kembali mengikuti peluncuran nasional di Perpusnas, tidak
berhenti hingga disitu Novel terpilih mengikuti pitching film VIU Akatara di hotel Sultan Jakarta. Dibulan
September 2019 berkembangnya inovasi literasi yang menampilkan karya-karya di
Perpusnas, Jakarta kembali dalam tajuk acara Eksis Penulis Nasional bersama
IGI.
Kita perhatikan dokumen program literasi 2022, pada item pertama ada inovasi pekan menulis. Pekan menulis ini sudah kami cantumkan sejak membuat program literasi 2020. Sejak tahun 2020 hingga saat ini menjadi salah satu program dari literasi yang harus ada. Apa manfaatnya? Manfaat pertama, seperti pesan Permendikbud No.23 tahun 2015 yaitu menumbuhkan budi pekerti. Budi pekerti dibangun dari kebiasaan. Kebiasaan menulis setiap pekan ini dipastikan berdampak positif bagi karakter.
Pembiasaan menulis setiap pekan ini, terjadwal dan berintegrasi pembelajaran yaitu pada jam ke 3. Pembiasaan menulis setiap pekan ini, dilakukan penuh tanggung jawab sehingga kita punya inovasi baru lagi dengan jenis program melaporkan hasil budaya literasi yang dilakukan setiap semester dan diberikan pada orang tua siswa bersamaan rapor akademik (disebut rapor literasi).
Hal ini sudah berjalan sejak tahun 2020 hingga saat ini, saat penulis
menuliskannya. Manfaat kedua, adalah
memiliki bank naskah. Setiap pekan, di hari Sabtu 24 kelas selalu menulis yang
setiap pekannya diberikan tema yang berbeda dan disiapkan caption sebagai acuan menulis sehingga siswa telah memiliki
gambaran apa yang hendak ditulisnya.
Inovasi yang lain, dilakukan pada tahun 2022 adalah kerja sama atau berkolaborasi dengan instansi atau lembaga lain untuk kemajuan literasi kita. Bekerja sama dengan KLG telah dilakukan pertama kali adalah tahun 2020 yaitu dengan memberi pelatihan membuat udeng pacul gowang untuk para guru, selanjutnya guru kemudian menjadi pelatih dikelasnya masing-masing. Pengalaman itu menumbuhkan inovasi dan wirausaha baru di SMP Negeri 6 Sidoarjo yaitu memiliki rumah produksi udeng pacul gowang.
Banyak pesanan dari sekolah lain untuk membeli produk kita, dengan
harga 70.000 anda sudah bisa memakai udeng
pacul gowang asli batik Sidoarjo. Pakai
udeng pacul gowang tambah ganteng, itulah jargon marketing kami. Pada tahun
2022 ini, kerja sama KLG untuk perminan dan membuat alat perminannya secara
mandiri sehingg siswa akan aktif dan mandiri. Selain dengan KLG, bekerja sama
pula dengan Balai Bahasa Jawa Timur. Sesuatu yang luar biasa terjadi, ketika
melakukan MoU dengan Balai Bahasa Jawa Timur, di sana
lembaga-lembaga perguruan tinggi semua. Lembaga yang bukan universitas hanya
SMP Negeri 6 Sidoarjo saja. Apa yang terjadi setelah itu? Sekolah SMP Negeri 6
Sidorjo masuk berita online, Berita
jatim.
Inovasi literasi tahun 2022 yang paling mengejutkan adalah mengadakan kelas menulis nasional. Program ini kejutan besar buat kita, karena inovasi ini ternyata betul-betul berdampak nasional dan menggurita kemana-mana. Salah satu tim literasi (penulis) , membuat kelas nasional dan berhasil mendaftarkan 4 siswa yang ikut berkiprah dikancah penulisan nasional bersama penulis-penulis lain di nusantara, Indonesia.
Mereka ber antologi dengan penulis nasional Kirana Kejora dan penulis-penulis lain dengan prosa budaya mereka yang berjudul Pesan yan Belum Sampai. Tidak sekadar menjadi penulis berskala nasional tapi meluncurkan buku tersebut secara nasional di perpustakaan nasional, Jakarta.
Hebatnya, 3 dari siswa diatas
tampil dipanggung megah Auditorium Perpusnas lantai dua dengan cantiknya dan
sorak sorai yang luar biasa. Quirina, Bilqhis dan Rebecca tampil dengan tari
Banjar Kemuning, mereka penulis bukan penari tapi dengan berlatih tidak ada
sebulan telah tampil keren di Perpusnas,
Jakarta dengan disaksikan oleh kepala Dinas Pendidikan Sidoarjo, Bapak DR.Ng.
Tirto Adi, MP, MPd , Kabid Mutu Pendidikan DR.Netti Lastiningsih, MPd dan
kepala SMP Negeri 6 Sidoarjo yang kita undang sebagai tamu VIP dan 10 orang
lain dari kementerian dan tamu kehormatan yang lainnya. Diluar ekspetasi kami
buku prosa budaya Pesan yang Belum Sampai tersebut, beritanya ditulis oleh
bloger seluruh Indonesia dan harian Disway
milik Dahlan Ikhsan.
Jika kita melihat dokumen program literasi 2024, program
yang telah berjalan satu semester ini. Pertama kali adalah pengadaan buku
program literasi. Dukumen program literasi ini sudah mulai dibuat sejak 2017
hingga kini, kita selalu membuat buku program literasi tahunan, ini harus sudah
ada diawal tahun. Dimana diusahakan Januari ditahun itu sudah disimpan di
perpustakaan sekolah untuk kelengkapan administrasi PKKS atau untuk keperluan
lain yang bermanfaat. Kepala sekolah, kepala perpustakaan dan semua personil
tim literasi harus punya buku ini, supaya saling mengingatkan, saling
menguatkan dan saling mendukung yang harapannya semua jenis program bisa
terlaksana 100%.
Inovasi lain yang dilakukan yang harus ada disetiap program adalah workshop, pekan menulis, membuat laporan kemajuan literasi (rapor literasi) dan lomba menulis, hanya ditahaun 2024 ditambahkan lomba menulis online. Lomba menulis online diprogramkan untuk menyesuaikan siswa-siswi kita yang merupakan gen Z. Rapor literasi yang berintegrasi dengan pekan menulis ini, telah dilakukan sejak 2020 dan terus jadi jenis program rutin seperti rapor akademik merupakan satu-satunya di Sidoarjo bahkan atu-satunya di Indonesia.
Penulis berani menyatakan bahwa rapor
literasi ini satu-satunya hanya ada di SMP Negeri 6 Sidoarjo karena ini ide
murni penulis. Bulan pebruari penulis ketemu dengan tim literasi SMP 1 Wonoayu
Bapak Beni, ketika kami naik gunung Penanggungan bersama. Bapak Beni selaku tim
literai yang akan mengikuti idepenulis
untuk membuat rapor literasi juga.
Semoga terlaksana rapor literasi di SMP Negeri 1 Wonoayu.
Ada lagi inovasi
yang membuat gembira para siswa yaitu writing
camp. Program ini sangat dirindukan para siswa. Dimana siswa akan
berliterasi dengan joyful. Writing camp ini
kegiatan kemah dan menulis kearifan lokal. Para penulis, tidak sekadar menulis
tapi mereka bisa mengeksplor alam sekitarnya yang menjadi medan writing camp juga. Para siswa bisa refreshing, jalan-jalan, riset,
bergembira ria sambil menulis. Mereka menulis dengan bahagia.
Setiap sekolah harus membuat program GLS di sekolah masing-masing, bukan sekadar program saja tapi dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dan penuh tanggung jawab. Selain membuat program diawal tahun dan melaksanakan semua jenis program sekolah harus membuat laporan pelaksanaannya. Kepala sekolah tidsk sekadar menyetujui tetapi mengawasi, memonitor dan melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan program GLS yang berlangsung dan dilaksanakan di sekolah yang dipimpinnya karena di penilaian PKKS setiap tahunnya pada instrumen manajemen sekolah pada sub bagian Gerakan Literasi Sekolah(GLS) ada beberapa penilaian yang penulis sebutkan di atas.
Nah, silahkan
dicermati bagian dari instrumen PKKS sub GLS! Mengacu pada instrumen diatas,
setiap sekolah harus :
1.
Memiliki
Program Kegiatan Literasi (item 17)
Disebutkan pada item 17 bahwa sekolah haru membuat
laporan kegitan literasi. Pada kegitan literasi harus ada lomba literasi,
disediakan waktu berliterasi, harus
memiliki karya dari produk kegiatan literasi, sekolah harus menyiapkan pojok
baca.
2.
Pada
item 18 adalah pelaksanaan dari program
kegiatan literasi
Dalam hal ini, diperlukan bukti fisik berupa:
·
Buku
Program Kegiatan GLS
·
Buku
Pelaksanaan Kegiatan GLS
·
Kumpulan
fortofolio siswa(dalam berliterasi)
·
Mading
literasi
·
Dokumentasi
(foto-foto kegiatan literasi)
·
Jurnal
Kegiatan literasi
3.
Pada
penilaian PKKS, kepala sekolah wajib melakukan monitor dan evaluasi( item 19)
·
Dokumen
Evaluasi
·
Dokumen
Tindak Lanjut
4. Adanya
publikasi dari semua kegiatan GLS (item 20)
Ini masih sama dengan bukti fisik di item 18 ,
ditambahkan:
·
Karya
siswa
·
Karya
guru
·
Karya
tenaga kependidikan
Nah, jadi kita harus membuat dokumen program literasi yang linier dengan PKKS sehingga semua bermanfaat. Jangan lupa selalu berinovasi dalam GLS yang kita dilakukan sekolah. Bermodal kerja keras, sungguh-sungguh dan ikhlas semua pasti sukses. Terus berinovasi dan berkreasi untuk kemajuan bangsa.
Gambar 1
dipublikasikan di IG @Srindaningsih
https://www.instagram.com/p/Chx-YcXBZ_J/?igsh=Y2t5MHQ5NDF4N213
Gambar 2
dipublikasikan di IG @Karya Murni Publiser
https://www.instagram.com/p/ChnkV9hlpj/?igsh=MXRtZmR1ZVxOX5bw==
Gambar 3
dipublikasikan di IG Karya Murni Publisher
https://www.instagram.com/p/Chw_8P5Plg3/?igsh=MXQ1cTlyenJzNDhnYg==