Oleh: Ariyani Purwaningsih
Pendidikan karakter merupakan tanggung jawab bersama antara orang tua, sekolah, dan masyarakat.
Penanaman dan penumbuhan karakter bisa melalui berbagai macam cara
Salah satunya melalui kegiatan sederhana bertajuk Dokter Buya. Ini adalah akronim dari Dongeng Karakter Bunda dan Yanda.
Mendongeng adalah kegiatan seru dan menyenangkan yang sekarang semakin jarang dilakukan. Padahal kegiatan sederhana ini memiliki banyak manfaat. Antara lain membangun kedekatan batin antara anak dengan orang tua, penanaman karakter, melatih berpikir logis dan kritis, serta menguatkan kemampuan berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan. Selain itu juga sebagai sarana menyampaikan pesan sosial pada anak.
Kegiatan kecil ini bermula dari keprihatinan penulis terhadap anak-anak yang nyaris tidak mendapatkan keseruan mendengar dongeng dari orang tua di rumah. Sebagai orang tua kedua di sekolah, penulis berupaya menghadirkan pengalaman tersebut bagi anak-anak kami.
Sebagai awal langkah, Penulis membuat jadwal mendongeng. Jadwal ini dialokasikan di luar jam belajar siswa, supaya tidak mengganggu aktivitas belajar siswa.
Jam mendongeng dialokasikan 30 menit setiap minggu.
Mendongeng dilakukan secara interakatif. Dengan begitu terjadi interaksi dua arah antara pendongeng dan penikmat dongeng.
Untuk menambah keseruan saat mendongeng, bisa digunakan boneka, gambar, atau properti lain yang sesuai.
Selain itu, intonasi suara, gerak tubuh, dan ekspresi wajah yang tepat akan sangat mendukung tersampaikannya maksud setiap kata pada penikmatnya.
Selanjutnya Penulis bekerja sama dengan orang tua untuk berpartisipasi aktif mendongeng di rumah. Bisa dijadwalkan paling tidak dua minggu sekali orang tua meluangkan waktu mendongeng untuk anaknya.
Awalnya sebagian orang tua keberatan dengan berbagai alasan. Namun dengan motivasi dari guru, akhirnya dicoba juga.
Setelah dicoba dan merasakan sensasinya, menjadi sebuah pengalaman luar biasa bagi orang tua dan juga anak.
Terutama pengalaman dan kesan mendalam bagi anak. Sebab merasakan kedekatan, perhatian lebih, serta kasih sayang yang lebih kental dari orang tua.
Mungkin ini hanya langkah kecil untuk membersamai perjalanan panjang para calon pemegang tongkat estafet kepemimpinan bangsa besar ini.
Yuk luangkan waktu mengisahkan dongeng nusantara untuk anak-anak kita.
Kenalkan Timun Emas, Sangkuriang, Cinde Laras, Baru Klinting, Samosir, dan Aji Saka pada mereka. Supaya dongeng rakyat nusantara tidak asing di negeri sendiri.
Mudah-mudahan melalui dongeng, karakter anak-anak hebat yang menjafi intisari dalam Penguatan Profil Pelajar Pancasila itu bukan sekedar jargon yang hanya dihafal dan dilafalkan setiap hari. Namun benar-benar tercermin dalam perilaku hidup sehari-hari. Insya Allah.
Tertarik? Yuk bergabung bersama Dokter Buya.
Salam santun literasi.
(Ktj, 15.06.2024. 16.17)