Tulisan saya ini bukan bermaksud mempromosikan ekstrakurikuler jurnalistik, lho. Mungkin karena ada kata reporter yang selama ini berkaitan dengan bidang jurnalistik. Cara kerja di bidang jurnalistik yang saya terapkan dalam layanan bimbingan konseling kali ini. Cara kerja jurnalis ini tidak jauh beda dengan metode inkuiri yakni sama-sama mencari, menggali serta menyelesaikan permasalahan yang ada. Terutama materi Memahami Tata Tertib Sekolah untuk peserta didik kelas X.
Selama ini untuk menjelaskan tata tertib (tatib) sekolah, guru BK hanya dengan menggunakan metode ceramah. Dan ini akan menjadikan anak bosan dan jenuh, akibatnya mereka tidak perhatian dan enggan mendengarkan materi yang disampaikan guru BK.
Untuk mengatasi hal tersebut, perlu dicoba dengan metode berikut ini yakni dengan dasar metode inkuiri, anak akan ditantang untuk mencari, menggali permasalahan dan memecahkannya sendiri. Memahami tata tertib sekolah ala reporter TV.
Dalam kelas, siswa dibagi menjadi enam kelompok yang terdiri dari 6 orang tiap kelompoknya. Masing-masing diberi tugas sebagai reporter, kameramen, fotografer, mencari nara sumber dan pengingat tatib. Uraian tugasnya sebagai berikut, laiknya seorang reporter yang ingin mencari tahu tentang suatu hal, reporter tatib ini juga mencari peserta didik yang melanggar tatib sekolah.
Kameramen ini bertugas merekam dalam bentuk video saat proses wawancara reporter dengan nara sumber. Fotografer tugasnya mendokumentasikan proses wawancara berupa foto. Pencari nara sumber ini tugasnya mencari peserta didik yang ketahuan melanggar tata tertib sekolah, misalnya tidak mengenakan dasi. Dan tugas pengingat tatib adalah bila nara sumber tidak tahu atau tidak merasa kalau melanggar tatib sekolah maka dialah yang mengingatkan dengan menunjukkan buku tatib beserta konsekuensi logis yang diterimanya bila melanggar tatib sekolah.
Misalnya, ada peserta didik yang tidak memakai dasi. Ditanya oleh reporter kenapa tidak memakai dasi? Tahu risikonya bila tidak memakai dasi? Bila peserta didik yang tidak memakai dasi ini tidak tahu risikonya maka petugas pengingat tatib menjelaskan bahwa kalau tidak memakai dasi akan terkena sangsi dengan mendapatkan poin 2.
Atau nara sumber tidak harus yang melanggar tatib sekolah, misalnya peserta didik berpenampilan rapi. Oleh reporter ditanya, apakah tahu kalau berpacaran di lingkungan sekolah itu dilarang? Bila responden menjawab tahu, dimintai pendapatnya tentang bahaya pacaran. Andai responden menjawab tidak tahu maka petugas pengingat tatib menjelaskan bahwa berpacaran di lingkungan sekolah itu dilarang dan akan mendapatkan poin 10 serta dapat skorsing tiga hari.
Tentu tim reportase ini terlebih dahulu harus membaca tatib sekolah sehingga tatkala menjelaskan tatib bisa dengan mudah menyampaikannya. Hasil dari reportase ini yang berupa video dan foto, dipresentasikan di kelas. Peserta didik merasa senang dan bangga, terlebih hasil jerih payah mereka dimasukkan di website sekolah. Tentu sebelumnya mereka memberikan editing pada video sehingga hasilnya akan lebih menarik untuk dilihat sekaligus untuk materi Memahami Tata Tertib Sekolah lebih mudah menerimanya.
Dengan metode seperti ini, maka peserta didik akan lebih mudah menerapkan tata tertib dalam kehidupan sehari-hari di sekolah. Selamat mencoba.