PENGELOLAAN PENDIDIKAN: TUJUAN PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN

Sumber gambar:https://smptamaddunafkar.sch.id/

Oleh: Habibur Rahman, S.Pd.

 Tujuan pendidikan dan pengajaran di SMP Tamaddun Afkar Sidoarjo adalah membentuk pribadi yang berprestasi, beriman, bertakwa, berakhlakul karimah, nasionalis, dan sadar literasi. Pribadi yang dapat mengabdi pada umat dengan penuh keikhlasan dan berperan aktif dalam kemasyarakatan. Untuk itu, sejak awal saya mengajar di sekolah ini, saya mencoba sinkronkan visi pribadi saya dengan visi sekolah yang tidak jauh beda.

Saya selalu membedakan antara pendidikan dan pengajaran. Dan beranggapan pendidikan lebih penting daripada pengajaran. Dikarenakan pendidikan menurut asumsi saya adalah sesuatu yang bisa didapat oleh peserta didik dari manapun. Dari apa yang mereka lihat, apa yang mereka dengar, apa yang mereka lakukan, apa yang mereka rasakan, dan apa yang mereka ucapkan itulah pendidikan. Sedangkan pengajaran adalah ilmu yang mereka dapat dari proses belajar di kelas.

Pemahaman ini membuat seluruh guru dan murid menganggap penting sekecil apapun itu kegiatan di sekolah. Kita ambil contoh ketika mereka antri di kantin mereka menganggap itu pendidikan, ketika mereka sholat duha setiap sebelum belajar mereka menganggap itu pendidikan, ketika mereka membersihkan kelas sebelum dan sesudah belajar, mereka anggap itu pendidikan. Hal ini membuat satunya frekwensi antara yang mendidik dengan yang dididik. Yang mendidik ikhlas dalam memberikan ilmunya, yang dididik siap menerima ilmu yang diberikan.

Ditahun 2022, sekolah memberikan amanah kepada saya di bagian kesiswaan yang mana frekwensi kegiatan saya banyak didominasi di luar kegiatan belajar mengajar formal. Seperti membina keorganisasian sekolah, kegiatan ekstrakulikuler, dll.  Gaung suara pemahaman pendidikan ini semakin keras. Secara garis besar saya merumuskan pemahaman ini menjadi beberapa point tujuan:

1.       Pendidikan Sosial Kemasyarakatan

 Saya pernah membaca sebuah quote yang berbunyi, 

“Muslim yang berbaur dengan orang lain dan bersabar dalam menghadapi mereka, lebih baik daripada seorang ahli ibadah yang tidak berbaur dengan masyarakat.” 

Semboyan ini menjadi landasan pendidikan kemasyarakatan yang saya terapkan disekolah. Dan diumur sekolah yang masih seumuran jagung, saya bercita-cita sekolah ini menjadi laboratorium kehidupan bagi siswa dan siswi kami. Berbagai macam hal yang akan dihadapi mereka di masyarakat, kami perkenalkan kepada mereka sejak dini.

 Metode penugasan adalah salah satu program kerja kesiswaan di SMP Tamaddun Afkar Sidoarjo. Peserta didik tidak hanya diberi ilmu dikelas, tapi juga kami berikan ladang untuk mengaplikasikannya dengan bimbingan dan pengawasan ustadz/ustadzahnya. Hal ini tercermin dengan dibentuknya empat organisasi pelajar, yaitu:

 

§  OSIS

§  Koordinator Gerakan Pramuka Sekolah (Dewan Galang)

§  TIM 10 (satgas toleransi)

§  AoT (Art of Tamaddun)

Keempat organisasi itu bukan hanya penting dalam pendidikan siswa-siswi sekolah, tapi bahkan telah menjadi denyut kehidupan mereka sendiri. berbagai kepentingan murid ditangani oleh siswa-siswi sendiri. contoh dalam kedisiplinan sekolah, mereka yang saling mengingatkan untuk saling menjaga perilaku, ucapan, etika, dan sikap saling toleransi selama disekolah. Begitu juga kegiatan kepramukaan, dari porsi latihan sampai kedisiplinan kegiatan kepramukaan mereka sendiri yang mengkoordinir. Sedangkan organisasi kesenian, bergerak dalam keindahan sekolah dan keindahan disetiap event sekolah. Para peserta didik ditempa dalam organisasi tersebut dengan sikap disiplin, tanggungjawab, semangat berkhidmah dan kebersamaan. Mereka juga dilatih berorganisasi sehingga mampu menjadi pemimpin yang membawa masyarakat ke arah kemajuan.

2.       Moderat

Point yang kedua ini bertujuan agar semua masyarakat yang berasal dari latar belakang organisasi apapun dapat menjadi siswa dan siswi di SMP Tamaddun Afkar dan menuntut ilmu didalamnya. Sekalipun jika semua siswa-siswi dan guru-gurunya di sekolah ini adalah anak orang Muhammadiyah. Sekolah ini tidak akan berubah menjadi sekolah Muhammadiyah. Dan meskipun semua siswa-siswi dan guru-guru di sekolah ini anak orang Nahdhatul Ulama. Sekolah ini tidak akan pernah berubah menjadi Nahdhatul Ulama. Harapannya adalah menciptakan para calon pemimpin perekat ummat yang berpikiran bebas. Mereka bebas memilih faham atau aliran tanpa mengurangi prinsipnya sebagai seorang mukmin.

3.       Literat

            Sikap insan literat adalah haus akan ilmu. Manusia literat adalah manusia yang mencintai ilmu. Mereka bisa mendapatkan ilmu dari sisi manapun. Thalabul ilmi adalah ibadah dan pendidikan adalah sarananya adalah sikap insan literat. Sikap ini ditanamkan kepada seluruh murid bertujuan agar para murid memiliki jiwa kemandirian yang tinggi. Para murid akan gemar mencari ilmu. Baik dari membaca, diskusi, mengikuti kajian, dll.  Mereka juga akan gemar menulis untuk mengikat ilmu-ilmu yang telah mereka dapatkan.

             Hal ini kami aplikasikan dalam langkah sekolah untuk mendidik para murid dengan pendidikan berbasis kecakapan mental. Kami para guru berkeyakinan bahwa dengan menanamkan mental skill yang kuat, maka para murid akan memiliki jiwa kemandirian yang tinggi. Hal ini tercermin dalam langkah sekolah yang memasukkan literasi dalam kurikulum sebagai mata pelajaran sendiri. Didalam mata pelajaran literasi, peserta didik bukan hanya diajak untuk membaca. Tetapi bagaimana diajak untuk berkarya, membuat konten, menggali impian, berbicara, dan lain-lain dengan sumber belajar yang bebas mereka pilih. Dengan demikian, SMP Tamaddun Afkar mendidik murid-muridnya untuk mencintai ilmu.

 Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. (QS. Al-Mujadilah: 11)

 

Wallahu a’lam…

Previous Post Next Post