Oleh : Muhamad Hari Purnomo Hadi
Dengan nama Allah, Segala puji hanya milikNya. Segala ilmu dan kebaikan berasal dariNya, Dan jika tulisan ini terdapat ilmu dan kebaikan, maka semua adalah milik dan kasih sayangNya, mari kita mensyukuri dengan membaca kemudian mengambil pelajaran yang ada di dalamnya. Dan semoga Cahaya petunjukNya sampai kepada hati kita.
Sesungguhnya, Allah
tidak melihat fisik, jabatan dan harta kita, Allah melihat hati kita. Hati yang
bercahaya, membuat kita merasa lapang dan suka berbuat baik. Dalam sebuah
hadits, Rasulullah SAW bersabda, “ Jika
cahaya telah merasuk hati seseorang niscaya hatinya akan merasa lega dan
lapang." Para Sahabat bertanya: "Apakah tanda-tandanya wahai
Rasulullah?" Beliau menjawab: "Kembali ke negeri abadi (akhirat),
menjauhkan diri dari tipu daya (dunia), dan mempersiapkan diri untuk menghadapi
kematian sebelum waktunya tiba." (HR At-Tirmidzi).
Saya melanjutkan tulisan sebelumnya dengan judul kekuatan
dari Law of Attraction (LOA) dalam lakon pasuwitan. Semoga kita semua
senantiasa dalam lindungan, petunjuk dan rahmatNya. Aamiin. Sebagai pengingat, Makna
dari LOA adalah bahwa pikiran positif akan mendatangkan hal yang positif. Jika pikiran dan perasaan positif,
Kita dapat menarik lebih banyak hal positif ke dalam pribadi kita, lebih-lebih
dalam hidup kita. Yang terjadi pada masa
depan relatif tak jauh dari pikiran kita. “Pikiranmu adalah nasibmu”, demikian
nasihat bijak yang pernah saya dengar.
Pikiran menjadi penulis Buku yang karyanya bisa bermanfaat
secara luas, sudah ada dalam diri sejak pertama menulis Buku berjudul,
“Membabat Benalu Money Politics” di tahun 2018. Buku ini berisi tentang
pemahaman, refleksi, motivasi, inspirasi dan praktik baik Pendidikan politik
yang saya lakukan di kelas.
Pikiran itu kemudian semakin menguat saat saya melakukan
observasi terkait praktik pembelajaran dan buku teks dari Civic and Citizen
(PPKn-nya Australia), Ceritanya, Setahun setelah menulis buku pertama, Saya
mendapatkan Amanah dari Allah SWT, melalui PPPPTK PKn dan IPS, Kemendikbud
untuk berpartisipasi mengikuti Diklat HOTS di Monash University, Melbourne
Australia.
Bagi saya kegiatan yang berlangsung selama 3 minggu ini
bukan hadiah mewah atau rekreasi gratis, bukan!. Tapi lebih kepada Amanah berat
yang wajib yang tunaikan. Saya wajib belajar dari negara maju dan hasilnya
wajib pula saya sebarluaskan. Tiga minggu di benua kanguru, saya gunakan waktu benar
benar fokus untuk belajar, kemudian mempraktikkan apa yang dipelajari di kelas
saat pulang ke Indonesia dan menuliskannya untuk menyebarluaskan ilmu yang
didapat.
Alhamdulillah 6 bulan setelah Pulang dari Australia, saya
menginisiasi teman teman peserta diklat untuk kemudian menghasilkan 1 buku antologi
berjudul, “Berburu Ilmu HOTS di Negeri Kanguru”. 12 bulan atau setahun kemudian
terbit lagi buku berjudul “12 Strategi Pembelajaran HOTS
pada Mata Pelajaran PPKn, Inspired From
The Little Book of Strategies Monash University ”. Mengapa setahun? Karena
kami terapkan dulu di kelas ilmu yang kami dapatkan, kemudian kami evaluasi dan
refleksikan, kemudian kami bagikan hasilnya melalui tulisan buku. Nah dalam
tulisan itu saya berbagi penerapan strategi “Generalise to a different context”.
Secara sederhana ada 3 langkah
dalam penerapan strategi pembelajaran tersebut pada materi kesadaran hukum.
Pertama, Siswa mengobservasi dan mendiskusikan video
pelanggaran hukum. Kedua, Siswa berkolaborasi untuk mendesain dan menampilkan
sosiodrama. Terdapat 6 Topik masalah
kesadaran hukum masyarakat yang diperagakan dan kesemua idenya berasal dari
siswa. Keenam drama tersebut mulai dari praktik korupsi, pelanggaran norma
kesusilaan di taman, praktik perudungan dan vandalisme, perburuan hewan liar,
ketidak tertiban masyarakat saat antri dan pelanggaran lalu lintas. Ketiga, Siswa melakukan generalisasi tentang praktik
kesadaran hukum yang ditampilkan kemudian dikreasikan oleh siswa dalam sebuah
gambar dan penjelasan. Siswa kemudian berfikir dan berkreasi tentang
pola/konteks baru dengan terlebih dahulu dianalisis sesuai dengan teori, konsep
atau prinsip hukum yang berlaku.Penjelasan lengkap ada pada buku.
Nah, Kembali kepada judul awal tulisan ini, di mana letak LoAnya?, berikut saya paparkan. Bahwa ketika saya mengobservasi pembelajaran Civics and Citizen di Australia, pikiran saya meyakini bahwa ada hal hal yang bisa saya modifikasi dan praktikkan di kelas, kemudian saya tuliskan hasilnya. Dan pikiran itu kemudian yang terjadi pada kenyataannya. Lebih spesifik lagi, saat saya mengobservasi Buku Teks dari Civics and Citizen.
Saya meminta izin kepada guru untuk memfoto tiap halaman buku.
Ada 3 hal menarik yang menjadi keunggulan buku teks di Australia yang kemudian
pikiran saya tertarik untuk merealisasikannya di Indonesia. Pertama, bahasanya
interaktif dengan materi yang kontekstual. Kedua tampilan tiap halaman yang
menarik, dengan selalu menyajikan minimal 1 gambar di tiap halaman. Ketiga,
berbasis aktivitas, sehingga tidak membosankan.
Saat itu juga dalam hati, saya bertekad, “Ya Allah izinkan saya menulis buku serupa dalam konteks mapel PPKn yang bisa dinikmati guru guru di Indonesia kelak.”. Tahun 2019, saya berpikiran demikian, dan tahun 2023, atas izin Allah pikiran itu terlaksana dengan nyata. Bagi say aini realisasi dari LoA untuk kesekian kalinya. Pikiranmu adalah nasibmu.
Berawal dari pengumuman di WA Group Asosiasi Guru PPKn Indonesia oleh Sang Ketua Umum, Bapak Unro tentang seleksi penulis BTU Mapel Pendidikan Pancasila oleh Pusat Perbukuan. Sayapun tergerak untuk daftar. Seleksi tahap pertama adalah administrasi, kami harus mengirim CV, Portofolio, Contoh Modul Ajar dan Naskah buku 1 BAB.
Alhamdulillah tahap pertama lolos. Tahap berikutnya adalah wawancara. Asesor yang mewawancarai saya ada 2, yakni Asesor pertama berasal dari Pusat Perbukuan dan Asesor kedua merupakan Profesor, pakar PPKn dari Universitas Pendidikan Indonesia.
Alhamdulillah tahap kedua juga lolos yang akhirnya membuat saya mendapatkan
Amanah menjadi penulis Buku Teks Utama dari Pusat Perbukuan. Dan Hal ini bagi
saya merupakan realiasi dari Law of Attraction (LoA). Mari menjaga
pikiran kita senantiasa positif, sebab pikiran kita menentukan nasib kita. Mari
pikirkan kebaikan, Insyaallah atas izinNya, nasib baik akan mendatangi kita. Segala puji hanya milik Allah SWT. (Selesai)