Oleh: Netti Lastiningsih
Desa Kalanganyar, Kecamatan Sedati, Kabupaten Sidoarjo,
Jawa Timur, memiliki sebuah tradisi unik, bernama Lebon Bandeng. Tradisi ini merupakan
bagian penting dari kehidupan masyarakat desa dan menjadi simbol kebersamaan
serta penghormatan terhadap alam. Pada akhir tahun 2021, saat menjadi Kepala
SMP Negeri 1 Sedati, saya mengikutsertakan siswa dalam Lomba Video Cerita
Budaya Desaku yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kabupaten Sidoarjo. Melalui video tersebut, kami memperkenalkan tradisi Lebon
Bandeng kepada masyarakat.
Lebon Bandeng merupakan tradisi yang dilakukan oleh para
petambak ikan bandeng di Desa Kalanganyar. Tradisi ini mencakup berbagai
kegiatan yang berhubungan dengan persiapan tambak untuk budidaya ikan bandeng,
termasuk proses pembersihan tambak, pengisian air, dan penebaran benih ikan
bandeng atau nener.
Langkah pertama dalam Lebon Bandeng adalah proses
tumpang, yaitu menguras air tambak yang lama dan menggantinya dengan air laut
yang baru. Proses ini dilakukan dengan membuka lubang yang disebut laban, yang
menghubungkan tambak dengan laut. Air lama dikeluarkan dan air laut segar
dimasukkan untuk membersihkan tambak. Setelah tambak dikuras, petambak harus
menunggu air laut pasang selama dua hari. Proses ini sangat penting untuk
memastikan bahwa tambak diisi dengan air laut yang segar dan bersih.
Saat menunggu air pasang, masyarakat desa menyiapkan
uborampe, yaitu bahan-bahan untuk melengkapi kegiatan berdoa bersama kepada
Tuhan Yang Maha Esa. Uborampe ini terdiri dari berbagai makanan tradisional
yang memiliki makna simbolis, seperti dawet, jajan pasar (lemper, cenil,
ongol-ongol, iwel-iwel, dan kleret). Semuanya melambangkan harapan dan doa agar
rezeki yang diberikan melimpah serta memperkuat persaudaraan dan keharmonisan. Setelah air laut pasang dan tambak siap untuk
ditaburi nener, doa Bersama yang
dipimpin oleh pemuka agama setempat dimulai. Makanan dan minuman yang telah
disiapkan dibagikan kepada warga sekitar sebagai simbol persatuan dan
kebersamaan.
Tahap akhir dari tradisi Lebon Bandeng adalah penebaran
benih bandeng atau nener. Proses ini dilakukan dengan hati-hati untuk
memastikan nener dapat beradaptasi dengan baik di tambak yang baru. Sebelum
ditaburkan ke tambak, nener direndam terlebih dahulu di dalam bak berisi air
payau.
Lebon Bandeng tidak hanya merupakan kegiatan budidaya ikan bandeng, tetapi juga memiliki makna filosofis yang mendalam. Setiap tahapan dalam proses ini mencerminkan nilai-nilai kebersamaan, kerja keras, dan penghormatan terhadap alam. Pelestarian tradisi seperti Lebon Bandeng memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga identitas budaya suatu komunitas. Tradisi ini tidak hanya sekadar ritual tahunan, tetapi juga mengandung nilai-nilai moral dan sosial yang mengajarkan tentang kebersamaan, gotong-royong, serta rasa syukur terhadap alam dan Sang Pencipta.
Selain nilai-nilai budaya, Lebon Bandeng juga memberikan
manfaat ekonomi yang signifikan bagi masyarakat Desa Kalanganyar. Budidaya ikan
bandeng merupakan sumber penghasilan utama bagi banyak warga desa. Melalui
tradisi ini, mereka dapat memastikan bahwa tambak-tambak mereka selalu dalam
kondisi optimal untuk menghasilkan panen yang baik. Tradisi ini juga mempererat
hubungan sosial di antara warga desa. Kegiatan seperti persiapan uborampe, doa
bersama, dan pembagian makanan menciptakan kesempatan bagi warga untuk
berkumpul, berbagi cerita, dan memperkuat ikatan sosial mereka. Hal ini sangat
penting untuk menjaga keharmonisan dan persatuan di dalam komunitas.
Namun, seperti banyak tradisi lainnya, Lebon Bandeng
menghadapi tantangan dari modernisasi dan perubahan gaya hidup. Generasi muda
cenderung lebih tertarik pada teknologi dan hiburan modern, sehingga kurang
memahami tradisi-tradisi lokal. Oleh karena itu, pendidikan dan sosialisasi
tentang pentingnya tradisi ini perlu ditingkatkan. Berbagai upaya dapat
dilakukan untuk melestarikan Lebon Bandeng, misal sekolah dapat
mengintegrasikan dalam tema kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.
Selain itu, adanya pemanfaatan media sosial dan teknologi untuk mempromosikan
tradisi ini, agar lebih dikenal generasi muda dan masyarakat.
Tradisi bukan
hanya tentang masa lalu, tetapi juga tentang masa depan yang kita bangun
bersama.
Masih penasaran dengan tradisi Lebon Bandeng? Yuukk...saksikan video yang berhasil meraih Juara I dalam Lomba Video Cerita Budaya Desaku dan dibintangi oleh para siswa SMP Negeri 1 Sedati, Fernando Robertus, dkk., di channel youtube https://www.youtube.com/watch?v=UUBy8owqrWo&t=53s.
3 Juli 2024
Biodata Penulis:
https://s.id/portofolio_nettilastiningsih