TARI GAJAH OLING SUKODONO SIDOARJO

 

Oleh: Mar’atus Solicha

(SMPN 2 SUKODONO)


Seni adalah suatu ciptaan manusia  tumbuh dan berkembang sesuai perkembangan zaman disinilah peran  manusia selaku pencipta, dan penikmat seni. Terdapat berabagai macam seni yang dapat mengungkapkan  perasaan manusia. Seni dapat menyampaikan perasaan, memberi kenikmatan, dapat menghibur  dan manusia tidak dapat terpisahkan oleh seni. Salah satu cabang seni yaitu seni tari. Dilihat dari mediumnya, seni tari mengungkapkan  perasaan manusia menggunakan media gerak tubuh serta didukung oleh unsur-unsur pendukung diantaranya musik tradisional dan musik modern.

Tiap daerah mempunyai seni tradisional,seni tari tradisional merupakan tari yang berkembang disuatu daerah tertentu dengan gaya sesuai dengan karakteristik daerah masing-masing.Ada beberapa jenis seni tradisional dari berbagai etnik. Diantaranya etnis arek, Etnis Pandhalungan, Etnis Banyuwangi, dan etnis mataraman. Setiap daerah yang mempunyai tradisi dan karakteristik manusia yang hampir sama digolongkan menjadi satu etnis.Sidoarjo dan Surabaya merupakan daerah yang berdekatan sehingga termasuk dalam daerah etnis arek..

Disini penulis akan menyampaikan asal mula seni tari, alkisah tersebutlah pada akhir abad ke-12 setelah keruntuhan kerajaan singosasari akibat pemberontakan yang dilakukan oleh Jayakatwang dari Kediri maka pergilah Raden Wijaya bersama Tribuaneswari yang merupakan putri sulung dari kerajaan Singosasari sumenep Madura untuk meminta bantuan Arya Wiraraja.

Dalam perjalanan ke Sumenep Raden Wijaya dan Tribuaneswari bersama Lembu Suro dan pengikutnya. Sesampainya di Sumenep, Raden Wijaya mengatur sisaat untuk menaklukkan Jayakatwang. Akhirnya Raden Wujaya menyampaikan kepada Arya Wiraraja bahwa ia berpura-pura menyerah dan mengabdi kepada Jayakatwang. Dan sisaat itu pun disetujui oleh Arya Wiraraja. Maka berangkatlah Raden Wijaya ke Kediri beserta para pengikutnya. Sedangkan Tribuaneswari ditinggal dan dititipkan kepada Arya Wiraraja di Sumenep.

Hari demi hari perjalana Raden Wijaya sampailah di sebuah tempat untuk beristirahat dan singgah beberapa saat di tempat itu. Di tempat persinggahan itulah Raden Wijaya konon menceritakan kepada 5 orang pengikutnya yaitu Mbah Bronto, Mbah Peltik, Mbah Demang, Mbah Soda, dan Mbah Mojo bahwa yang mereka singgahi itu adalah daerah “Pademi Negari” yang berarti pondasinnya suata negri. Sebab menurut crita Raden Wijaya bahwa daratan yang muncul pertama kali di tengah-tengah sungai yang luas adalah tempat mereka bersinggah saat ini. Dan daratan tersebut makin taun makin luas sehingga membentuk sebuah delta sampai sekarang ini dna daratan tersebut diapit oleh 2 sungai yaitu Sungai Mas (Surabaya) & Sungai Porong.

Di tempat persinggahan itulah Raden Wijaya memerintahkan kepada 5 pengikutnya untuk tinggal di daerah tersebut. Dan sebelum Raden Wijaya melanjutkan perjalanan ke Kediri bersama pengikutnya, Raden Wijaya menitipkan seekor gajah kepada kelima pengikutnya untuk sementara (seuntoro) waktu dan Raden Wijaya melanjutkan melanjutkan perjalanan ke Kediri.

Gajah tersebut diletakkan disebelah utara perbatasan yang masih banyak rawa-rawanya. Dikarenakan ditempat tersebut tidak terdapat rumput sehingga gajah tersebut merasa kelaparan dan kelimpungan (jalan oleng). Karena hal tersebut diketahui oleh penduduk, maka tersebutlah kata Gajah Oleng. Sehingga daerah tersebut dinamakan Gajah Oleng. Sedangkan daerah sebelah Gajah Oleng diberi nama Sumantoro yang artinya sementara (seuntoro) dan desa yang ditempati kelima pengikut Raden Wijaya diberi nama Pademi Nagari. Dan seiring berjalannya waktu desa tersebut bernamma Pademonegoro. Sedangkan Gajah Oleng merupakan bagian dari desa Pademonegoro.

 Dari kisah diatas akhirnya dibuatlah suatu seni tari dengan tema tari gajah oling yang menggambarkan konsep atau gagasan mengenai perilaku yang semena-mena yang menurut peribahasa adigang,adigung adiguna menjadi suatu gerak tari.Tari gajah oling mempunyai beberapa manfaat diantaranya :

1.Merupakan wahana untuk mengembangkan kreativitas seni

2.Merupakan wujud apresiasi dalam penciptaan karya seni

Tarian ini merupakan tarian yang diciptakan pada ekstra kurikuler tari di SMPN 2 Sukodono.

 

Tari Gajah Oling yang diciptakan di ekstra kurikuler tari merupakan sebuah karya tari yang terinspirasi dari karya sastra (peribahasa) yang ada di daerah pertanian Sidoarjo. Menceritakan bahwasanyai dalam bahasa Jawa terdapat istilah AdigangAdigung, dan Adiguna. Menurut filosofi Jawa, orang tidak boleh memiliki ketiga sifat tersebut. Adigang dari segi bahasa berarti orang yang memiliki kelebihan kekuatan dan kekuasaan; memegang satu kendali yang ada di masyarakat.

Orang tidak boleh membanggakan kekuatannya dan kekuasannya. Adapun Adigung adalah orang yang membanggakan harta, keturunan, dan keagungan lainnya. Sedangkan Adiguna adalah orang yang membanggakan kecerdasan, kemampuan, serta kepintarannya. Di dalam bahasa Jawa terdapat istilah AdigangAdigung, dan Adiguna. Menurut filosofi Jawa, orang tidak boleh memiliki ketiga sifat tersebut. Adigang dari segi bahasa berarti orang yang memiliki kelebihan kekuatan dan kekuasaan; memegang satu kendali yang ada di masyarakat. Orang tidak boleh membanggakan kekuatannya dan kekuasannya. Adapun Adigung adalah orang yang membanggakan harta, keturunan, dan keagungan lainnya. Sedangkan Adiguna adalah orang yang membanggakan kecerdasan, kemampuan, serta kepintarannya.

Kegiatan eksta tari SMPN 2 Sukodono

Previous Post Next Post